Share

Bab 43

Kursi yang kuminta pun sudah ada di depan kami, pandanganku tidak beralih. Masih memandang wanita hamil yang terlihat sangat pongah.

"Duduk!" pintaku dengan suara tinggi, menyerupai perintah.

Seseorang dari rombongan Ustadz Idris, mengambil kursi itu, dan meletakkannya di belakang Shanum dan Mas Attar. Lalu, beberapa orang membawakan kursi lainnya untuk rombongan yang masih berdiri di belakang dua orang yang tidak pernah ingin aku temui.

"Jangan bergerak, apalagi berniat maju satu langkah. Aku tidak segan-segan mematahkan kaki kalian," tunjukku pada dua orang yang sudah duduk di depanku, bukan saatnya kau mengunakan emosi yang sudah hampir memuncak.

"Yumna adalah wanita lembut dan penyayang," Satu kalimat meluncur dari bibir Mas Attar, membuat istrinya mencebik kesal.

"Yumna siapa yang kamu maksud?1" tanyaku dengan nada tinggi, kemudian aku beralih pada mantan ibu mertua. Mengajaknya masuk, tanpa memperdulikan Mas Attar yang sepertinya ingin berkata sesuatu.

Ibu dan bapak mengajak Ust
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status