Share

Bab 46

"Terserah aku mau menikah dengan siapa!" ketusku. "Lagi pula, kenapa kamu masuk ke sini!" bentakku.

Aku berdiri, dan menatap matanya tajam. Begitu juga dengan dirinya yang tidak mengalihkan pandangannya dariku. Sialnya, debaran itu muncul disaat yang tidak tepat.

"Aku hanya ingin tahu, lelaki mana yang aka menjadi ayah sambung bagi anakku. Jangan lelaki yang tidak berpendidikan dan tidak punya pneghasilan!" ejeknya.

Sepertinya lelaki di depanku ini, tidak mempuyai kaca di rumahnya. Atau mungkin kaca pun enggan memperlihatkan sisi buruknya.

"Setelah kamu tau,kamu mau apa!" Tantangku.

"Tidak ada lelaki yang pantas untukmu selain aku!" pongahnya.

Aku merasakan hawa yang mulai tidak enak, karena ucapan-ucapan Mas Attar. Ekor mataku melirik bapak yang ternyata sudah berdiri di belakangku. Wajahnya memerah dan biirnya bergetar, karena menahan amarah.

"Lebih baik kamu pergi dari sini, Mas. Dari pada ada keributan di hari bahagia Mbak Naura!" ujarku.

Aku mengalah, bukan ingin kalah atau menan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status