Share

Bab 80

"Bang!" rajukku dan Hilman hanya tersenyum kaku, kemudian menunduk dalam.

Aku mendengkus sebal dan kesal, apa aku harus pasrah diusir tanpa kejelasan seperti ini. Sedangkan aku tidak merasa bersalah pada siapapun. Apa hanya karena aku menemani suamiku di kamar, maka aku terusir seperti ini. Seharusnya kan, tidak masalah aku berdua dengan suamiku, karena kami sudah menjadi pasangan halal.

Mobil terus melaju, hingga membuatku kesal. Aku memukul lengan Hilman tanpa ampun.

"Abang, karena kamu, kita diusir!" ketusku, dan Hilman hanya semakin menundukkan kepalanya.

Aku dapat melihat, sopir yang membawa kami melirik ke arah kami beberapa kali. Membuat emosiku makin meningkat.

"Ada apa, Pak? Ada yang lucu?" tanyaku dengan penekanan.

Pak Sopir hanya menggelengkan kepalanya dan kembali fokus menataap lurus ke jalanan yang dia susuri. Mobil ini entah sudah sejauh mana meninggalkan rumah bapak dan ibu, aku meringis hingga terisak.

"Kenapa mereka mengusir kita, Bang? Kamu dari tadi diam saja, apa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status