Share

Bab 84

Sesampainya di rumah, orang-orang sudah berkumpul dan jenazah mantan ibu mertua sudah akan berangkat di pembaringan terakhir. Tidak terkira perihnya hatiku ditinggalkan olehnya yang selalu menyanyangiku, meski aku hanyalah seorang menantu.

"Sayang, aku langsung ikut mereka, ya," ujar Hilman yang meletakkan tasnya sembaranagan dan berlari untuk ikut memanggul keranda mantan ibu mertuaku.

Aku hanya bisa menghela napas panjang dan berlalu untuk menghampiri Mbak Naura yang terisak dan belum bisa merelakan kepergian ibunya. Aku hanya bisa memeluknya dengan erat, dan mengusap punggungnya.

"Mbak, Mas Attar sudah tahu jika ibu berpulang?" tanyaku padaMbak Naura yang masih terus terisak.

"Untuk apa anak durhaka itu diberitahu kepergian ibu!" ujarnya dengan intonasi tinggi.

Aku tahu sakit hatinya Mbak Naura dan ibunya, tapi setidaknya kasih kesempatan Mas Attar, untuk meminta maaf untuk terakhir kalinya.

"udah, Mbak. Kasih bayi yang dikandungan Mbak Naura kalau terus menerus meratapi kepergian
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status