Share

Bab 85

Aku terperanjat, karena sadar jika yang membangunkanku adalah ibu. Arwah ibu masih bersama kami, dan aku tidak boleh berlarut dalam kesedihan. Begitu pula Mbak Naura, aku harus memberitahunya.

"Eh, Bang. Udah pulang?" sapaku, saat melihat Hilman yang sedang menggelar tikar di ruangan depaan.

"KIta mau pulang dulu?" tanya Hilman setelah menanggapipertanyaanku dengan anggukan kepala.

"Sebentar, aku pamit dulu ke Mbak Naura dan ingin memberi semangat untuknya. Aku tadi nyari ibu, tapi tidak kutemukan," ujarku pada Hilman dan tanggapi dengan senyuman.

Aku langsung menuju kamar Mbak Naura, melihatnya tertidur pulas aku tidak sanggup membangunkannya. Sebaiknya aku menitipkan pesan pada Ustadz Idris dan menuliskan pesan singkat melalui WA.

"Ayo, Bang!" ajakku pada Hilman yang sedang duduk.

"Ngobrol apa cepat banget?" tanya Hilman.

Aku hanya menanggapinya dengan senyuman dan menarik tangan Hilman, untuk segera keluar dan pulang ke rumah.

Dalam perjalanan, aku lebih banyak diam. Memikirkan bag
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status