Share

Bab 87

"Bu, ini menyalahi hukum waris, aku tidak bisa menerimanya!" tegasku dan berharap bisa memusyawarahkan tentang hal ini dengan Mbak Naura, Ustad Idris yang lebih kompeten dalam hal ini, dan Juga Mas Attar yang seharusnya mendapat bagian harta dari almarhumah mantan ibu mertua.

"Kamu memang benar, tapi menurut ibu, harta yang diberikan untukmu adalah haknya Attar dan diberikan ke Aqila," ujar ibu dengan memegang dagunya,

"Tapi Mas Attar mempunyai anak laki-laki dan dia lebih berhak atas harta Mas Attar dari pada Aqila," terangku dan ibu mengangguk, membenarkan ucapanku

Ibu membenarkan posisinya, lalu menyandarkan kepalanya di bahu ranjang. Menghela napas panjang dan berat, menatapku dengan pandangan kesal. Mungkin pikiran kami berbeda, karena aku tidak ingin memakan hak orang lain yang lebih berhak daripada aku dan Aqila.

"Bu, aku mau masak dulu, Hilman belum makan," ujarku lirih. "Nanti kita obrolin lagi ini bersama setelah makan.

Aku beranjak dan keluar untuk menemui Hilman, kemudian
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status