Share

Bab 95

Seminggu setelah pertemuanku dengan wanita yang masih mencintai suamiku, dan kunjungan kami ke rumah mama Rumi. Hilman masih saja penasaran dengan apa yang aku dan Winda perbincangkan, apakah aku mengijinkan wanita itu untuk mendekatinya atau mala melarangnya. Aku memilih diam, dari pada menceritakan semuanya.

Satu buku novel yang aku baca, jangan pernah kamu hina calon pelakor. Dia akan semakin nekad dan besar kepala, perlakukan dia sangat baik dengan mengintimidasi. Perlahan, semua yang kubaca dan pelajari. Mulai kupraktekan dengan cepat.

"Yumna, apa sih yang kamu bicarakan dengan Winda?" tanya Hilman gemas, karena selalu kuacuhkan tentang pertanyaan itu.

"Oya, gimana progress cafe kita, Bang?" tanyaku dengan menepuk keningku, pura-pura lupa.

"Kamu gitu, dech!" keluhnya. "Aku hanya penasaran saja, kenapa dia sekarang jadi berubah," imbunya.

"Bagus dong, kalau dia berubah menjadi lebih baik dan mendapatkan jodoh yang baik. Jangan-jangan, kamu menyukainya, ya?" tanyaku dengan nada tin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status