Share

Bab 97

Di ruang dokter, kami berdua sudah duduk dengan tenang, meskipun ada sedikit kekhawatiran. Namun, tangan Hilman masih menggenggam tanganku dengan sangat erat, membuatku merasa heran. Ada apa sebenarnya dengan dia.

Dokter mempersilahkanku untuk duduk di atas ranjang pasien. Dengan telaten dokter memeriksaku, kemudia terbit senyum di wajahnya yang cantik. Setelah selesai, aku kembali duduk di samping Hilman yang sedang pucat.

"Kamu kenapa, Man?" tanya dokter itu dengan tatapan tajam.

Aku tidak menyangka, jika Hilman kenal dengan dokter di depanku ini. Aku mulai menduga-duga hal yang tidak-tidak, karena inikah Hilman memintaku untuk datang ke sini.

"Aku hanya mencemaskan istrku, Rin," Hilman menatapku dengan tatap sendu.

"Sebenarnya tidak perlu mencemaskannya, kamu malah harusnya bersyukur," ujar dokter yang memasang senyum di wajanya yang sangat cantik.

"Maksudnya, Rin?" tanya Hilman penasaran dengan memajukan tubuhnya.

Dokter wanita yang bernama Rindu itu, menatapku dengan penuh binar.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status