Share

Bab 98

Hilman langsung memelukku dan mengecup kepalaku berkali-kali, lalu memanjatkan doa syukurnya. Aku yang masih tidak percaya hanya diam saja, aku masih memikirkan bagaimana bisa hamil tapi aku sendiri tidak bisa mengingatnya, bahkan tidak merasakan apapun tentang kehamilan ini.

Setelah mengucapkan terima kasih, dan bersalaman. Aku dan Hilman keluar dari ruang dokter, ingin sekali langsung pulang dan menyampaikan kabar gembira pada kedua orang tuaku, juga mama Rumi dan Dhisa.

"Terima kasih menjadikanku lelaki paling bahagia, sayang," ujar Hilman dengan mengecup keningku singkat.

***

Kehamilanku tidak terlalu merepotkan, hanya beberapa kali menginginkan sesuatu. Dua cafe yang dibangun Hilman juga sudan beroperasi, salah satunya dipegang oleh Radit dan yang satunya masih dikelola bersama. Sedangkan cafe utama aku yang mengelolanya. Sekarang, hasil investasi kami sudah bisa dinikmati.

"Berapa hari lagi jadwal melahirkan?" tanya mama Rumi.

"Sesuai dengan petunjuk dokter, sekitar sepuluh har
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status