Share

Bab 7 Why You Kiss Me?

Nico terduduk sendiri di ruang tamunya. Layar TV-nya menyala namun Nico sama sekali tak memedulikan tayangan di TV itu. Pelan-pelan tangannya bergerak ke arah bibirnya, masih terasa jelas hangat dan lembutnya bibir Jessica yang mengulum bibirnya.

Nico bisa merasakan jantungnya berdegub kencang tiap mengingat kejadian tadi. Ia pun tak mengerti, mengapa Jessica tiba-tiba menghadiahkannya sebuah ciuman?

***

Selamat pagi!"

Nico hanya bisa diam menatap Jessica yang kini tersenyum begitu manis ketika menyapanya dan juga Rendy. Bahkan, wanita itu sepertinya merasa tak aneh dengan apa yang sudah terjadi.

"Pagi, Jessica," balas Rendy.

Jessica mengangguk semangat. Ia lalu memandang Nico, "Nico, jangan lupa hari ini kita bertemu dengan salah satu klien!" ucap Jessica mengingatkan Nico.

"Baik," jawab Nico singkat.

"Kalau begitu di lobby kita ketemu sebelum jam istirahat siang."

"Okay ...."

Jessica pun berjalan menuju kursinya dan menyapa kolega lainnya yang duduk bersampingan dengannya. Sementara Nico terus memperhatikan Jessica.

"Hai, kenapa kau terus melihat Jessica?" tanya Rendy.

"A-aku? Tidak ...."

"Iya, um ... aku tahu kau ini adalah partner kerja Jessica tapi kau jangan sampai baper deh dengannya," ucap Rendy mengingatkan Nico.

"Aku? Tentu saja tidak, kami hanya ..." Nico menelan ludahnya saat mengingat lagi bagaimana wanita itu mencium bibirnya, "hanya sekedar partner kerja saja."

"Haha!" tawa Rendy meledak, "semoga kau bisa menahan godaan, aku tahu kalau Jessica itu sangat menarik," kata Rendy sebelum ia melenggang meninggalkan Nico.

Nico mencoba tak mengingat-ingat peristiwa semalam. Ia menyalakan layar komputernya dan mulai berkutat dengan pekerjaannya.

Tidak lama kemudian Pak Arya keluar dari ruangannya dan menghampiri Jessica. Diam-diam Nico memperhatikan gerak gerik keduanya, tampak Pak Arya mengatakan sesuatu ke Jessica lalu mereka berdua pergi meninggalkan kantor.

Entah mengapa ada sesuatu yang bergemuruh di hati Nico, kembali ia bertanya-tanya dalam hati tentang rumor antara Jessica dan Pak Arya.

Jam istirahat pun tiba dan Nico menunggu Jessica di lobby, seperti pesan wanita itu. Entah kemana wanita itu pergi bersama Pak Arya selama ini tapi Nico tetap menunggu Jessica kembali ke kantor.

Tidak lama kemudian Pak Arya datang, Jessica juga ikut bersama atasannya itu.

"Jessica!" panggil Nico.

Jessica pun berbalik dan Nico menghampirinya. "Ya?" tanya wanita itu.

"Um ... bukannya siang ini kita akan ketemu klien?" balas Nico mengingatkan Jessica..

"Oh, astaga ... aku lupa memberitahumu," kata Jessica, "tadi klien hubungi aku, katanya kita ketemu malam saja."

"Oh ...."

Pak Arya pun memandang ke arah Jessica dan Nico.

"Sudah dulu ya Nico, aku dan Pak Arya ada urusan dulu."

"Oh, baiklah ...."

Jessica dan Pak Arya pun berjalan meninggalkan Nico, menuju lift.

***

Malam tiba, Nico hanya diam memandangi Jessica yang sedang menyetir. Ia ingin menanyakan sesuatu perihal ciuman kemarin tapi entah mengapa bibirnya malah bungkam.

"Aku sangat suka dengan pekerjaanmu," kata seorang klien saat mereka makan malam bersama, minggu depan kuharap launching Cattleya sukses," ucapnya pada Jessica, lalu tangan pria itu menggenggam tangan Jessica dan sontak mata Nico mendelik melihat perilaku klien itu. "Bagaimana kalau kau bekerja di perusahaanku? Aku akan memberikan jabatan dan gaji yang pasti memuaskan."

Jessica tertawa manis lalu menarik tangannya dengan pelan. "Terima kasih, akan kupikirkan tawaran Bapak," ucapnya dengan anggun.

Klien itu pun menemani Jessica dan Nico keluar dari restoran. "Pikir-pikirlah tawaranku tadi, kau sangat kompeten dan juga menarik, karirmu akan jauh lebih sukses di tangan yang tepat," kata klien itu sambil menegang bahu Jessica dengan mesra.

Tapi Nico tidak tinggal diam, dia langsung mengenyahkan tangan pria hidung belang itu. "Maaf, tapi tak seharusnya anda bersikap seperti itu dengan kolegaku," kata Nico, "Tolonglah bersikap lebih sopan dengan wanita."

Nico langsung menarik Jessica jauh-jauh dari pria kaya itu.

"Kau ini kenapa?" tanya Jessica saat mereka berada di dalam mobil.

"Aku merasa risih saja pria itu melihatmu seperti itu."

"Oh, kau tak usah peduli dengan itu, " kata Jessica, "itu sudah sering terjadi."

"Itu sudah sering terjadi tapi kau diam saja?"

"Kau kenapa? kau daritadi memperhatikanku, kau pikir aku tidak risih?"

"Apa kau sudah terbiasa dengan itu juga?"

"Apa?"

"Apa kau biasa mencium sembarang pria?"

"Hah?"

"Iya, seperti yang kau lakukan kemarin. Apa alasan kau menciumku?"

"Itu ...."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status