Mereka menghentikan kegiatan saat mendengar ucapan Raffa. Karena semua merasa tersindir dan juga bersalah. Kayla terkejut dan langsung menunduk saat mendapatkan perkataan sinis lelaki itu yang nadanya sangat dingin."Udahlah, Mas. Mereka udah ada di sini, mendingan kita bersenang-senang aja. Lagian masih ada waktu lain kan," lontar Amel. Wanita itu langsung memeluk satu lengan suaminya. Membuat Raffa memandang sang istri lalu menghela napas dan mengulas senyum."Habisnya Kayla selalu aja cari gara-gara atau mau mencoba menghinamu, bahkan kalung yang aku berikan malah kamu dituduh meminta padaku. Aku gak suka istriku di hina apalagi dikatai matre, kamu minta sesuatu aja enggak," tutur Raffa. Semua langsung menoleh memandang Kayla, kini mereka sangat melihat jika perempuan tersebut belum move-on. "Bucinnya bisa di tunda nanti aja gak? Mendingan ayo kita buat games. Kalau kalah nanti harus makan cabe, di sana ada pohon cabe tuh," ujar Shilla. Semua langsung melihat ke arah jari Shil
Mereka langsung membalikan badan dan bergegas duduk di karpet. Karena melihat Raffa sudah selesai, Mama Panji melirik sekilas Kayla yang duduk cepat membuat ia sedikit terkejut. "Kalian itu kenapa sih, gerabak gerubuk aja," gerutu Mama Panji.Mila yang mendengar itu hanya mencebik kesal. Ia memilih melihat Raffa yang membawakan banyak cabai. "Banyak banget Raf, cabenya," ucap Wulan.Lelaki itu mengangguk, ia duduk di samping sang istri. "Kalau ada sisanya bisa dibawa ke vila kan, buat masakan balado," balas Raffa.Wulan langsung mengangguk, kini mereka semua telah berkumpul. Shilla melihat Erika, Kayla, Mila ikut langsung menatap mereka. "Yakin mau ikut? Katanya kekanak-kanakan," sinis Shilla.Amel mendengar perkataan adik iparnya langsung memandang ketiga perempuan itu. Ia menyenggol Shilla untuk diam."Apaan sih senggol-senggol, gue cuma nanya doang kok," kata Shilla. Amel mendengar itu hanya menggeleng lalu menatap temannya. "Main apa, La? Katanya mau main games," seru Amel.
Kayla yang mendengar itu menatap kesal Amel, ia mengepalkan tangannya. Melihat cabai yang disodorkan Shilla. Ia perlahan mengambil lalu menyodorkan pada Panji. "Gantiin dong Ji," pinta Kayla. Amel yang melihat itu melipat tangannya lalu memandang sinis Kayla. "Siapa sih yang tadi bilang awas jangan digantiin, kayanya jilat ludah sendiri dah," cibir Amel. Mendengar hal itu, Kayla mendengkus kesal. Ia langsung melahap cabai dan mulai kepedasan."Ayo makan sampe habis!" perintah Shilla. Kayla menjulurkan lidah karena pedas, ia bahkan meneguk sebotol air hingga tandas. Tapi rasa itu belum hilang, Amel yang melihat langsung menyodorkan teh hangat."Minum ini."Perempuan itu hanya melirik gelas yang disodorkan Amel. "Ayo cepat ambil! Aku baik lho, kalau aku mulai kepedesan, minum ini langsung reda," celetuk Amel. Panji mengambil itu, ia menyodorkan pada Kayla. "Ayo cepat minum! Air hangat emang meredakan rasa pedas kok," tutur Panji.Kayla langsung mengambil gelas itu dan dengan ce
Amel masih terlelap karena kelelahan akibat aktifitas malam bersama sang suami. Raffa yang bangun duluan mengulas senyum, ia memilih membersihkan diri di kamar mandi dan setelah selesai bergegas pergi ke dapur buat memasakan sarapan untuk wanita itu. "Eh, lagi ngapain Raf?" tanya Mila. Wanita itu tadinya ke dapur cuma untuk minum saja. Tapi memilih berdiam di sini, tak lupa mengirim pesan ke anaknya agar cepat kemari. "Kamu hebat ya, pinter masaknya kaya koki aja," celetuk Mila. Raffa hanya melirik sekilas dan mengangguk. Lelaki itu fokus memasak sarapan untuk sang istri."Mama, kenapa lama banget,"seru Kayla. Wanita itu memang berseru agar tidak dikira sengaja datang ke sini. Ia langsung berdiri di samping Raffa, melihat apa yang dimasakan pria tersebut. "Wahh ... kamu ikut masakin buat kami, Raf. Berarti Shilla bohong dong, kalau kamu cuma masak buat istrimu aja," lontar Kayla. Lelaki itu tidak membalas ucapan Kayla membuat perempuan tersebut girang. Karena menurutnya jika R
"Kalian mau kemana? Buru-buru banget," seru Mama Panji. Wanita itu menegur saat Amel dan Raffa terlihat tergesa.Para wanita kini berada di dapur tengah memasak, Kayla yang melihat lelaki idamannya lekas mendekat."Mas, aku udah belajar masak tuh. Ayo kamu cobain, kamu yang pertama ngerasain masakan aku lho," seru Kayla. Amel yang mendengar ucapan Kayla ia langsung menoleh memandang perempuan tersebut. Lalu memilih menonton seraya bersidekap, menatap malas adegan di depannya."Yang bener aja, mendingan kamu dulu sendiri yang rasain itu. Udah deh, kami mau pergi dulu, takut istriku telat," sinis Raffa. Lelaki itu menoleh ke arah istrinya lalu melangkah mendekat menggandeng lengan Amel. Kayla yang melihat hal tersebut mengepalkan tangannya. "Duh, kamu pasti capek ya. Harus nganter dulu baru ke kantor," celetuk Mila. Raffa yang mendengar itu menghentikan langkah lalu memandang Mila. Ia menggeleng sebagai jawaban. "Allhamdulillah, enggak. Malahan aku seneng banget," ucap Raffa. Sete
Amel yang mendengar itu berdecik kesal, Shilla bergegas rogoh ponselnya. Ia melihat benda pipih tersebut. Bergegas menunjukan pada Raffa, tetapi dia tidak mau mendengarkan. "Ka, Amel cuma mau buat kamu cemburu kok. Dia itu nelepon aku, cuma handphone aku lagi mode diam jadi gak kedengaran pas tadi," lontar Shilla. Raffa melirik kesal adiknya, ia memilih melajukan sedikit cepat kendaraan roda empat miliknya. "Gak usah belain dia!" Raffa melotot menatap Shilla, membuat perempuan itu langsung menunduk. Terlihat Amel melampiaskan emosi dengan memukul paha, setelah sampai tujuan wanita tersebut menyodorkan tangan meminta handphone. "Sini deh, Mas. Handphone aku balikin!" pinta Amel. Raffa tidak menjawab, lelaki itu malah memberikan uang pada sang istri. "Ini buat jajan hari ini, nanti pulang kuliah Mas jemput. Handphone kamu, Mas sita dulu," jawab Raffa. Mendengar perkataan suaminya, Amel menatap kesal lelaki itu. Tapi memilih pergi dari pada berdebat dan membuat ia terlambat. "Ka
Shilla yang melihat wajah Gala, ingin sekali menertawakan pria tersebut. "Kenapa diem aja, gak berani makan! Kalo gitu sana pergi, ganggu aja," cecar Amel. Mendengar perkataan wanita itu, Gala merasa terhina. Lelaki tersebut langsung melahap walau dengan riak merasa ngeri. Baru saja lima suapan, ia lekas berlari pergi. "La, sana buang makanannya, belikan yang baru dan kasih ke Gala," perintah Amel. Mendengar perintah Amel, Shilla mendengkus kesal tapi menuruti perkataan kakak iparnya. Gadis itu bangkit lalu bergegas memesankan makanan yang sama. "Udah, Mel. Sekarang gue mau makan dulu ya," lontar Shilla. Amel tidak menyahuti wanita itu fokus melahap makanan. Pesanan telah datang bersamaan Gala kembali."Mana makanan gue," kata Gala. Amel yang mendengar suara Gala tidak menoleh sedikitpun. "Makanannya udah gue ganti, mendingan lo pergi aja deh."Gala menatap kesal Amel, ia menggeram lalu mengambil makanan."Huh, rese banget sih. Gue tuh cuma pergi sebentar terus balik lagi bua
"Kirain gak bakal ngejemput," lontar Amel. Raffa yang mendengar itu langsung turun dan mendekati istrinya. Tak lupa membawakan cokelat dan bunga."Ini buat kamu, Sayang. Maafin aku ya," kata Raffa. Amel melihat bawaan suaminya hendak mengulas senyum tetapi ditahan. Ia langsung mengambil cokelat dan meminta Raffa agar memegang bunga. "Kamu pegang aja bunganya, aku lagi makan ice cream nih," seru Amel. Raffa mengangguk kepala, ia membuka pintu mobil mempersilahkan sang istri untuk masuk. Setelah Amel di dalam, Raffa bergegas menutup lalu duduk di kursi kemudi."Sayang, kita ke kantor aku dulu ya. Kita ke villa nanti bareng pas aku selesai," jelas sang suami.Amel tidak menyahuti, wanita itu hanya mengangguk. Karena fokus menghabiskan ice cream yang mulai mencair. Melihat hal tersebut, Raffa sangat gemas."Kamu ini cuma makan ice cream aja belepotan," lontar Raffa.Lelaki itu mengusap bibir sang istri membuat Amel terdiam. Melihat wanitanya begitu membikin Raffa gemas lalu hendak me