Share

31. Badai Belum Selesai

“Apa maksudmu, sob?” tanya Hendrawan heran, sembari menggerakkan kakinya kembali ke arah ranjang pasien.

Verra mengikuti dari belakang, sedangkan Aldan menilih diam di tempat untuk menyaksikan tontonan ini.

“Gak usah bersandiwara, Wan. Aku denger semuanya!” murka Wahyu dengan tatapan mata berkilat iblis. “dia menelponmu saat aku hampir tak sadarkan diri. Beruntung aku masih denger. Gak kusangka ternyata kamu mau membunuhku.”

Hendrawan berhenti di tepi ranjang, “Apa yang kamu katakan, Yu. Mana mungkin aku mau membunuh temanku sendiri. Tenangkan dirimu, kamu pasti trauma sehingga kamu berhalusinasi.” Hendrawan berusaha menenangkan Wahyu. Dia yakin kondisi psikis temannya terganggu setelah mengalami kejadian tadi petang yang hampir merenggut nyawanya.

Namun, Wahyu sudah masuk dalam jebakan Aldan. Emosinya semakin membuncah, tatapannya menyala-nyala.

“Hentikan omong kosngmu. Kamu memang pandai bersilat lidah, sandiwaramu tingkat dewa. Kamu pikir aku gak tau siapa dirimu, hah!? Kamu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status