Share

62. Mahakarya Lukisan

Aldan dan Faizal bekerja sama merentangkan tubuh Burhan di atas kasur. Mereka mengikat kedua tangan dan kaki musuhnya di setiap sudut dipan kasur.

“Lepaskan aku, Anj*ng!” Burhan meninggikan suaranya sembari meronta-ronta, tetapi semakin dia berusaha melepaskan dirinya, tali yang mengikat kedua kaki dan tangannya semakin kuat.

“Anj*ng, mau apakan aku? Lepaskan! Aku—”

BUGH!

Belum sempat Burhan menyelesaikan ucapannya, pukulan terlebih dahulu menyapa wajah tampannya.

“Diam atau mati?” Kali ini ekspresi Aldan bukan terlihat seorang homo, melainkan tatapannya seperti orang yang hendak membunuh.

“Jangan apa-apakan aku. Jangan perkosa aku. Panta*tku hitam dan jelek. Aku akan mencarikan lelaki yang muda dan tampan untuk kalian,” bujuk Burhan meyakinkan kedua orang asing itu. Dia tidak bisa membayangkan bercinta dengan sesama jenis, apalagi jika harus mencicipi batang mereka.

Tiba-tiba Burhan ingin muntah karena membayangkan sesuatu yang menjijikkan, “Tolong lepaskan aku. Aku Janji carikan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status