Share

111. Dhea Justru Ketakutan

Aldan mengulurkan tangan, tetapi langsung ditepis oleh Lukman.

“Jangan banyak gaya. Hadapi aku kalau berani!” raung Lukman penuh emosi.

“Baiklah.” Aldan malah tersenyum santai. “Bapak tinggal pilih para napi mana yang ingin Bapak ajak berduel di dalam penjara.”

Setelah mengatakan itu, Aldan tertawa lepas dengan mata menghina. Bahkan Dhea dan 3 orang polisi juga melemparkan tawa penuh ejekan.

Tentu saja Lukman merasa terhina, tetapi keberaniannya justru semakin menciut. Tubuhnya gemetaran dengan detakan jantung yang berbunyi kencang.

“Seret Pak Lukman,” titah Dhea menahan tawa.

“Baik, Bu.” Ketiga orang polisi mengangguk dan melangkah mendekati Lukman.

“Mau apa kalian, hah?!” bentak Lukman ketika 3 orang polisi mulai bekerja sama meringkus dirinya.

“Bapak jangan melawan.” Salah satu polisi memasang borgol di tangan Lukman.

“Lepaskan saya! Aku tidak bersalah!” teriak Lukman ketika 3 orang polisi mulai menyeretnya ke luar. Namun, tenaganya tak cukup untuk melawan.

“Bapak ikut sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status