Share

Bab 30

Kewajiban sholat isya sudah kulaksanakan. Ponsel kugeletakkan di atas kasur begitu saja. Tanpa berniat menelepon atau bertanya keperluan mantan mertuaku tadi. Rasanya sudah malas berurusan dengan mereka.

Kini saatnya mengistirahatkan tubuh yang sedari tadi sudah protes meminta haknya. Walaupun hari ini sangat melelahkan tapi aku bahagia dapat bertemu gadis kecilku.

Bayang kejadian tadi siang menari-nari indah di benakku. Senyum manis Mas Yusuf muncul begitu saja. Menimbulkan bunga di hatiku kembali merekah.

Ah, kenapa aku jadi memikirkannya?

Sadar, Anita... Jangan mimpi terlalu tinggi, kalau jatuh sakit!

Kucoba pejamkan mata, berharap lekas di alam mimpi. Tapi bayang Mas Yusuf kembali muncul begitu saja. Membuat mata ini enggan terpejam. Ternyata tanpa pakaian resmi Mas Yusuf terlihat lebih tampan. Aduh, Anita... Kenapa justru memikirkan papanya Nadia,sih?

Kriiingg... Kriiingg....

Kuambil ponsel, penasaran siapa yang malam-malam menelepon. Tertera nama Rani di layar. Tak kuangkat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status