Share

Bab 33

Kepergian Febi diiringi tatapan sinis dari orang-orang padaku.Samar-samar terdengar mereka menjelek-jelekan diriku.

"Janda ternyata, pantas merebut tunangan orang."

"Penampilannya sih alim, tapi kelakuannya busuk."

"Dasar pelakor."

Ucapan itu sulih berganti memenuhi telingaku. Mendengar hujatan orang yang tak tahu siapa diri ini, Bahkan mereka sama sekali belum mengenalku. Tapi mengapa mereka tega mengeluarkan kata-kata itu padaku. Sungguh kejam!

Tiba-tiba kakiku lemas, seperti tak ada tenaga. Akhirnya aku luruh di lantai. Beristighfar berkali-kali, menahan amarah yang ada di dada. Bulir bening berlomba-lomba turun, menetes membasahi pipi. Merasakan nyeri di ulu hati.

Sebenarnya apa salahku?

Bahkan aku dan Maaf Romi hanya berteman.

Tapi kenapa Febi tega mempermalukanku begini?

Mengobrak-abrik tokoku. Apakah begitu hina seorang janda? Hingga stigama buruk melekat padaku. Ya Robb... Kuatkan aku.

Aku masih terdiam di tempat. Merenungi nasib yang selalu tak berpihak padaku. Apa dosa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status