Share

Bab 36

"Nit ... Nita." Indah menepuk pelan pundakku, menyadarkan dari lamunan tentang Mas Deni.

"Iya," jawabku dengan air mata yang belum mengering.

"Sabar, ini sudah kehendak Illahi. Mau melayat hari ini atau besok. Mungkin satu jam lagi jenazah sudah berada di kediaman Mas Deni."

"Besok saja,ini sudah terlalu malam." Kulihat jarum jam sudah menunjukkan angka sebelas.

"Besok biar ditemani Intan,ya." Kuanggukan kepala saat mulut ini terasa kelu hanya untuk sekedar menjawab.

Merebahkan badan di atas kasur, mencoba memejamkan mata, tapi bayang Mas Deni menari-nari di benakku. Tiga tahun bukan waktu yang sebentar untuk mengenal Mas Deni, walaupun akhirnya dia tega menancapkan belati di hati.

Masih terngiang-ngiang di telingaku, Mas Deni meminta rujuk padaku. Maaf,Mas aku tega padamu, tapi semua karena ulahmu. Kamu menuai apa yang kamu tanam,Mas.

***

Intan melajukan mobil dengan kecepatan rata-rata membelah keramaian ibu kota. Kulihat jam tangan, baru menunjukan pukul delapan pagi. Pemakam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status