Share

Bab 45

"Ran... Rani...!"

"Sepertinya kosong,Dek."

"Mbak Nita,kan?" tanya tetangga Rani.

"Iya Bu Tutik, Raninya tidak ada di rumah ya,Bu?"

"Mbak Nita belum tau ya, setelah Deni meninggal Rani sering tinggal di sana. Anton juga belum pulang lagi setelah meninggalnya Deni." Bu Tutik seperti diam sejenak.

"Itu siapa,Mbak? ganteng banget. Pantes saja Mbak Nita minta cerai ya. Kasian ya Deni sampai meninggal gara-gara mikirin,Mbak." sindirnya padaku.

Allahu Akbar...

Kuelus dada yang terasa sesak. Ada ya orang macam begitu. Belum tahu masalahnya seperti apa sudah menghakim orang saja.

"Sudah Sayang, ayo kita pulang." Mas Yusuf menggandeng tanganku.

"Permisi,Bu," ucapku sambil berjalan ke arah mobil. Sempat kulirik Bu Tutik, dia masih saja menatapku penuh rasa tak suka.

****

"Assalamu'alaikum," salamku saat berada di rumah Alm. Mas Deni.

"Waalaikumsalam." Derap langkah sesorang mendekat ke pintu depan.

"Anita." Ibu memelukku erat. Tak terasa punggung ini menjadi basah karena air bah mengalir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status