Share

Lewati

30

Lewati Saja

"Kenapa harus mendebat Ibu? Mas gak suka kamu dikit-dikit marah ke Ibu. Ibu itu sudah sepuh. Kita yang muda memang sudah seharusnya mengalah dan tidak menanggapi setiap ucapannya. Kalau beliau ngomong, cukup dengerin. Nggak usah ditanggapi," omel Hardian saat sedang dalam perjalanan pulang.

"Tapi Ibu kalau ngomong suka tajem banget, Mas. Ibu itu suka nyindir-nyindir aku. Salah kalau aku membela diri?" timpal Silvia yang merasa tidak terima dinasehati oleh suaminya.

"Nah, nih. Mas ngomong aja, kamu nyahut. Dengerin, resapi, terapkan! Apa susahnya nurut!" ucap Hardian yang masih berbicara datar.

Akhirnya, buih bening menetes dengan sendirinya. Silvia memang wanita binal. Tetapi untuk hal seperti ini, hati kecilnya masih tersentuh dan peka. Sejahat apapun dirinya, jika dibentak atau dimarahi secara halus pastilah akan membuat jiwa wanitanya bersedih.

Hardian melihat Silvia yang menyapu air matanya. Ia hanya lelah. Lelah bekerja setiap hari, menemani janda tua yang Setiap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status