Share

ya

Marta yang terus saja mengoceh, tetapi tak digubris Cahya. Silvia keluar dari kamar dengan dibantu olehnya. Saat di kamar, Cahya mencoba menjelaskan. Silvia mau menemani dan mengantar anaknya ke liang lahat. Meski Marta mengumpat keduanya.

"Kalian semua, penghancur hidup anak saya. Dia tidak pulang pasti karena kalian tidak bisa membuat nyaman anak saya!"

Silvia hampir saja bangkit, tetaplah Cahya mencegahnya.

"Sudah! Tidak usah diambil hati. Ibu sedang emosi. Kamu jangan marah, ini akan membuatmu kesulitan," lirih Cahya.

Jenazah Harsi diadzani. Silvia tiba-tiba berteriak dan melengking keras, memanggil nama Hardian.

"Mas! Tolong jangan pergi! Anak kita butuh kamu, Mas!" teriak Silvia lagi. Hampir semua kaget, termasuk Marta dan Cahya.

"Istighfar, Silvia. Ikhlaskan anak dan suamimu. Sudah, jangan begini." Cahya terus memeluk Silvia, merangkulnya dan membawanya dalam dekapan.

"Jangan bawa anak saya!" teriak Silvia saat jenazah akan dibawa ke pemakaman.

Namun, proses pemakaman harus s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status