Share

berusaha

Cahya benar-benar berada di posisi yang sulit saat ini. Lebih parahnya lagi air mata yang harusnya cukup tahu diri untuk tetap bertahan di tempatnya malah terus menggenang dan menghalangi pandangannya. Sekali saja Cahya berkedip sudah tentu bulir bening itu akan jatuh melewati pipinya.

Bagaimana pun cara Cahya menyembunyikan kesedihan, Arfan dapat dengan mudah menemukannya. Hanya lewat tatapan mata yang saling beradu beberapa detik saja, ia bisa menyimpulkan Cahya sedang tidak baik-baik saja. Ada apa? Tanyanya dalam hati.

“Maaf aku baru sampai, Kak. Tadi sedikit macet.” Hasbi mengangguk, tanda mengerti.

“Cahya, ada apa?” Arfan akhirnya memberanikan diri bertanya pada perempuan yang baru saja menitikkan air mata dan secepatnya ia menyeka, sebelum Arfan dan Hasbi melihat.

“Aa Arfan bisa bertanya pada Pak Hasbi.” Arfan mengerutkan kening, tidak biasanya Cahya bicara demikian. Apa yang terjadi sebelum ia sampai?

“Kak—“

“Saya permisi.” Merasa sudahh tidak ada kepentingannya berada di ruma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status