Share

Bimbang

Aku serta-merta memeluk Vanya erat. Dia terus meraung dan meronta. Aku bisa merasakan kepedihannya.

"Nggak, Dek. Kamu gak boleh bicara seperti itu. Sekarang yang terpenting adalah kesehatanmu. Kamu harus sembuh, Dek," ucapku, berusaha membuatnya tenang.

"Aku gak mau operasi, Mas. Apa gunanya seorang wanita tanpa rahim?"

"Astaghfirullah, istighfar, Dek! Bukan berarti kamu akan cacat tanpa rahim!"

Aku tidak tahu lagi bagaimana harus menenangkan Vanya. Aku membiarkannya menangis sebisanya dalam pelukanku, berharap hatinya akan membaik setelah itu.

"Dek, Ibunda Aisyah RA tidak memiliki keturunan dari Rasulullah, tapi tidak ada yang mempertanyakan kemuliaannya. Ibunda Aisyah tetap menjadi Ibu dari kaum muslimin, sampai kapanpun, walaupun tidak pernah melahirkan," ucapku pelan, seraya membelai lembut kepalanya yang tertutup jilbab.

Vanya melepaskan diri dari pelukanku, lalu menatapku dengan bibir bergetar. Sepertinya ucapanku mulai mengena di hatinya.

"Kamu akan tetap menerimaku walaupun ti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status