Share

19. Bisikan anak tiri

Setelah pesta pernikahan, hidup baru Jenar dimulai.

Jenar tersenyum lebar. Menatap Jasmine dan Julio yang duduk berdua, bercengkerama di atas sofa. Setidaknya dia disambut dengan pemandangan wajar yang begitu pantas untuk dilihat.

“Boleh aku bergabung?” tanya Jenar seraya berjalan mendekat.

Suara Jenar menyela percakapan keduanya. Jasmine dan Julio menoleh padanya.

“Tidak boleh?” Jenar langsung menyimpulkan kala raut wajah keduanya berubah.

Julio menggeratkan giginya. Dia memilih membuang pandangan matanya sekarang. Tentu saja dia masih belum terbiasa dengan situasinya.

“Kamu mengizinkan dia bergabung?” bisiknya pada Jasmine.

Jenar terlalu dekat untuk tidak mendengar bisikan itu.

Jasmine melirik Jenar, lalu menggelengkan kepalanya. “Aku malah mengira kakak yang akan mengizinkan dia,” ujarnya sembari menyeringai.

“Kalian bisa berbicara dengan santai, jika memang tidak nyaman dengan—“

“Ah, aku baru ingat!” Jasmine menyentak dengan nada bicaranya. Memotong kalimat Jenar. “Aku a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status