Share

37. Cinta bertepuk sebelah tangan

Dua cup Espreso berukuran besar dipesan untuk menemani pertemuan Jenar dan Alif. Pemuda ini banyak berubah, padahal baru beberapa minggu mereka tidak saling bersua.

"Gimana kabar kamu, Lif?" Jenar yang memulai. "Kamu tambah tinggi saja."

Alif terkekeh pelan. "Ya, begitulah, Mbak." Alif berbicara dengan nada pasrah. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi.

"Begitu bagaimana?" Jenar menyambung. Dia tidak puas dengan jawaban Alif. "Semuanya baik-baik saja kan?" Jenar berusaha memastikan.

Alif menganggukkan kepala sekali. Dia tersenyum seadanya pada Jenar. "Setelah Mbak Jenar pindah, aku jadi kesepian karena rumah sebelah aku kosong."

Jenar tersenyum. Baginya, Alif adalah remaja polos. Dia menjalani kehidupan layaknya seperti remaja pada umumnya. Hidup Alif sedikit tragis, ditinggal ibu dan hanya bersama ayah yang jarang pulang. Dia tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua.

"Sarah tidak pernah datang ke rumah?" tanya Jenar. "Aku memberi kunci cadangan padanya. Jaga-jaga kalau dia ber
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status