Share

BAB 45

Nafisa.

Sebenarnya hari ini aku tak berniat datang ke Kafe Jingga. Sudah hampir sebulanan ini tepatnya sejak vonis cerainya diputuskan pengadilan, Alana juga tak muncul ke sana. Namun hari ini, ketika aku baru pulang dari Bandara untuk mengantarkan kerabat Mas Pram yang akan kembali ke Makassar, tiba-tiba saja aku merasa kebelet ingin buang air kecil. Karena kebetulan jalur yang kulalui melewati Kafe Jingga, maka aku memutuskan untuk mampir sebentar ke sana menunaikan hajatku.

Sepintas lalu saat membelokkan mobilku ke parkiran kafe, aku seperti melihat mobil Alana melaju kencang, baru saja keluar dari parkiran kafe.

“Eh, Mbak Nafisa. Baru aja Mbak Al nya pulang,” ucap Tika saat aku menyapanya lalu kami berbalas salam.

“Alana? Jadi benar tadi dia ke sini? Tumben!” jawabku.

“Iya, Mbak. Baru aja Mbak Al nya pulang. Sepertinya tadi ada janji dengan Kak Handi di sini.”

Aku teringat urusan jual-beli rumahnya dengan Handi. “Sekarang Handi nya mana?” tanyaku.

“Tuh lagi di ruangan Mbak Nafisa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status