Share

BAB 49

Darwin.

Tak kupedulikan ucapan sarkas Alana mengusirku. Aku justru makin mendekat ke arah ranjang rumah sakit tempatnya berbaring. Kutawari ia makanan yang baru saja diantar oleh petugas rumah sakit. Alana menggeleng.

“Kalau gitu minum susu ini, ya.” Aku meraih segelas susu yang juga diantar petugas tadi. Alana masih menggeleng dan terus saja menutupi hidungnya dengan jas hitam milikku.

“Paling tidak kamu harus makan atau minum sesuatu, Al. Kasian bayi kamu kalo kamu nggak mau makan dan minum gini.”

“Sudah kubilang jangan pedulikan aku!”

“Tapi aku harus peduli, Lana. Aku harus peduli pada bayiku, maka aku juga harus peduli pada ibunya.” Kuletakkan kembali makanan dan minuman di meja kecil yang ada di samping ranjang pasien.

“Aku mau minum teh manis hangat,” lirih Alana saat aku baru saja berbalik hendak melangkah. Aku tersenyum penuh kemenangan.

“Tunggu sebentar ya, Al. Aku akan memesankannya di kantin. Selain teh hangat kamu mau makan apa?”

“Roti tawar tanpa selai apapun,” ucapnya da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status