Share

Bab 61

Kasihan sekali dia. Wajahnya jadi hancur karena terus dipukul. Anehnya, tidak terlihat ada beban darinya. Seperti yang sudah biasa dengan pukulan dan hantaman di tubuh itu.

Aku tidak menjawab ucapan Soni. Lebih memilih langsung pergi meninggalkan dia dan Mama.

Tubuhku memang lelah sekali. Belum ada istirahat sedikit pun dari pagi hingga malam ini.

"Eeeuuh ...." Aku melenguh seraya meregangkan otot-otot tubuh, lalu berbaring di samping Shanum yang sudah tidur sejak tadi.

Sepertinya dia pun sama lelahnya. Keributan yang dibuat ayahnya, tidak sama sekali mengganggu tidurnya.

Sudah setengah jam aku berada di kamar ini, tapi nyatanya mataku tak bisa terpejam. Banyak sekali bayangan permasalahan hidup yang berkeliaran membuatku sulit untuk pergi ke alam mimpi.

Aku bangun. Turun dari ranjang setelah melirik jam yang sudah menunjukkan pukul dua belas malam.

Perlahan, kubuka pintu kamar dan keluar dari sana. Di ruang tengah, Mama tengah tidur ditemani Soni. Aku menoleh ke sebelah kiri.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status