Share

Bab 62

"Num, aku turut berduka cita atas meninggalnya Cahaya. Maaf, ya aku kemarin gak bisa datang," ujar Safira dengan raut sesalnya.

"Tidak apa-apa, Fir. Aku tahu, kok kamu ini sibuk. Oh, iya, aku tadi lupa ngabarin kamu, kalau Shanum gak bisa masuk sekolah. Pagi-pagi dia demam, Fir."

"Gak apa-apa, jangan dipaksakan. Namanya juga anak-anak."

Pagi-pagi sekali aku sudah pulang dari rumah Mas Sandi. Saat sampai di rumah, aku langsung istirahat lagi karena kepala yang pusing kurang tidur.

Shanum pun demikian, dia yang demam, tidak aku izinkan sekolah hingga akhirnya Safira datang untuk menanyakan keadaan putriku, sekaligus mengucapkan belasungkawa.

"Diminum, Fir," ucapku kemudian.

"Makasih, Num. Repot-repot banget kamu ini, padahal aku biasanya juga suka ambil sendiri."

Kami tertawa bersama seraya menikmati angin yang berembus pelan membelai dedaunan tanaman hias milik Ibu.

Saat ini, kami memang sedang berada di bale-bale samping kolam ikan. Safira meminta duduk di sini karena suka dengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Isabella
penisirin siapa tamunya
goodnovel comment avatar
Ati Husni
siapa tuh tamunya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status