Share

Bab 119

Shanum mengangguk lemah. Dia mulai menghadap ke arah makanannya, lalu mencicipi masakan yang aku suguhkan.

Namun, bukannya ikut makan bersama putriku, aku malah sudah tidak memiliki selera untuk menikmati hidangan yang tersaji.

Pikiranku berkelana jauh pada pria yang pernah begitu berarti dalam hidup ini. Pria yang mengenalkan rasa cinta, bahagia, sekaligus nestapa.

Jika saat ini Mas Sandi ada di sini, mungkin aku sudah merobek mulut busuknya itu. Tidak punya pikiran, laki-laki itu sudah mati rasa, hingga tega menyuruh putrinya untuk menuruti nafsu dan egonya.

"Bunda, kok tidak makan?"

Aku melihat pada Shanum, lalu mengangguk kecil.

Tangan ini mulai menyedokkan makanan, lalu memasukkannya ke dalam mulut meskipun sedikit. Perutku harus terisi agar otak bisa berpikir jernih menghadapi kenyataan hidup yang penuh drama.

Entah harus dengan cara apa lagi agar Mas Sandi berhenti mengusik hidupku. Aku benar-benar sudah lelah terus berurusan dengan dia juga masalah yang diciptakannya.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
paling teman sini yg di cafe
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status