Share

Bab 126

"Maaf, Son, aku terlalu lelah dengan masalah hidupku, jadi ... agak ngawur."

"Ya, gak apa-apa, aku ngerti, kok."

Soni melepaskan genggaman tangannya, lalu menghentikan taksi. Dia membukakan pintu, menyuruhku masuk terlebih dahulu.

"Kalau kita membahas dua pilihan tadi, aku memilih pergi daripada harus melihat Mas Sandi mati. Maaf, bukannya aku membela dia karena kami saudara, tapi ... umur seseorang tidak ada di tangan kita, bukan?"

Aku menoleh ke arah pria yang memiliki hidung bangir itu, kemudian mengangguk seraya tersenyum tipis.

"Terus, kalau kita akan pergi, pergi ke mana, ya kira-kira?" tanyanya lagi.

"Belum tahu. Bisa, gak kalau ke sekolah Shanum dulu? Ini sudah waktunya dia pulang."

Soni mengiyakan. Dia menyuruh supir taksi untuk pergi ke sekolah putriku. Tidak lama kami menunggu, Shanum keluar dari kelas dan kami langsung pulang.

Sepanjang perjalanan, Soni dan Shanum bercengkrama sangat akrab. Sedangkan aku, memilih diam dengan menyandarkan kepala pada jok mobil.

"Mbak,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
nurdianis
saya juga mendoakan kamu selalu sehat
goodnovel comment avatar
Isabella
ah Soni bikin meleleh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status