Share

Bab 144

"Maksudnya, Mbak?" tanya Aliya menatapku tidak percaya.

"Duduk dulu, yuk. Biarkan Shanum bermain sendiri."

Aliya melihat pada Shanum, kemudian matanya beralih lagi padaku.

Aliya mengurungkan niat untuk pergi, dan memilih duduk menuruti mauku. Sedangkan Shanum, anak itu memilih bermain sendiri di kamar atas yang dulu menjadi kamarku dan ayahnya.

"Sebenarnya, bukan aku yang harus mengatakan ini pada Aliya, Mas. Coba, kamu saja yang bilang. Kesannya, kok aku jadi ngatur hidupmu," ujarku pada Mas Sandi.

Pria berbadan kurus itu mengembuskan napas kasar. Dia berdehem, kemudian memutarkan keinginan dia yang tadi sudah dia katakan padaku dan Soni.

Aliya menunduk dalam ketika Mas Sandi bertanya ketersedian Aliya untuk menjadi istrinya. Namun, segurat kebahagiaan tidak bisa disembunyikan Aliya dari wajahnya.

"Gimana, Al. Apa kamu mau menikah dengan pria cacat seperti saya?" Mas Sandi kembali bertanya pada perawatnya itu.

Aliya masih menunduk, sesekali dia mengangkat kepala dan menoleh k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Siti Asih
kebayang Shanum.. ...
goodnovel comment avatar
Tia Setia
is Shanum lucu banget kamu...
goodnovel comment avatar
Isabella
ah shanum km pinter banget sih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status