Share

24. Sebongkah Hati yang Patah

Seketika tubuh Sanusi lemas bagai kehilangan tulang. Apalagi tak jauh dari ikat kepala itu, terdapat sebelah sandal jepit Pakdo Ramli. Kuat dugaan mereka, dukun itu terjatuh ke dasar jurang yang di bawahnya terdapat sungai berarus deras.

Kaki Sanusi tak kuat lagi menopang berat tubuhnya. Dia jatuh terduduk. Ujang yang melihat, segera mendekat.

Dengan bibir bergetar Sanusi berkata, "Bagaimana ini, Jang? Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana caraku menjelaskan pada Mak Hasnah tentang pencarian anaknya? Sedangkan satu-satunya orang yang bisa membantu kita, malah ... malah menjadi korban, Jang."

"Mari kita pulang dulu, Pak. Lebih baik kita pulang saja. Kita bicarakan lagi setelah kita di rumah." Ujang menenangkan.

Bersusah payah Ujang membantu si kepala kampung berdiri, lalu pemuda itu menggotong bahkan sesekali menyeret tubuh menggigil Sanusi ke arah sepeda yang terparkir.

~AA~

Seorang wanita melamun terbingkai dalam jendela kamarnya. Rutinnya masih sama, menerawang menatap ke arah area p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status