Share

28. Bakso Ujang

Mereka berdua berjalan kaki sekitar lima belas menit, lalu tiba di simpang tiga dekat pangkalan ojek. Warung bakso Bang Ujang yang dimaksud Nopi hanya warung sederhana. Bangunan itu berukuran tak lebih dari tiga kali tiga meter persegi, hanya dikelilingi terpal biru dan beratap seng.

Pria berusia lima puluhan menyambut mereka ramah. Badannya kurus, tampilannya seadanya. "Nak Nopi ke sini lagi?"

"Iya, Bang." Nopi mengangguk sopan sembari tersenyum. "Bang, kami pesan dua mangkuk bakso, ya. Minumnya air putih aja."

"Siap, Nop." Ujang segera meracik pesanan para gadis itu.

Gadis mengambil tempat duduk di bangku panjang sebelah Nopi. Badannya dicondongkan sedikit ke arah sepupunya itu sembari berbisik, "Kenapa kamu panggil 'Abang', tampilannya lebih tua dari dugaanku." Gadis protes. Tentu Nopi tergelak.

"Karena orang-orang sini memanggilnya begitu. Aku cuma ikutan aja."

Tak lama, datang pengunjung lain, seorang ibu-ibu yang juga berjalan kaki seperti mereka. Tampaknya ibu-ibu itu juga menge
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status