Share

18. Emosi yang meluap-luap

Bolehkah aku menangis? Menangis bukan berarti lemah, hanya sebuah ungkapan meluapkan emosi. Aku benar-benar merasa sedih dan tertekan. Aku sangat lelah berpura-pura kuat dan tegar menjalani ini sendirian. Air mata ini tanpa terasa jatuh tanpa henti. Apa sebegini rapuhnya hati ini?

Sudah menjauh dari rumah pun Mas Tiar masih selalu mengejarku. Kuusap kembali butiran bening yang menitik di pipi agar ibu tak melihatku mengeluarkan air mata.

Tadi aku cukup shock melihat Mas Tiar menekan ibunya sendiri. Bahkan dia mengobrak-abrik isi lemari yang sudah kubereskan.

Ibu menangis tergugu, membuatku makin iba padanya.

Apa yang harus kulakukan selanjutnya? Aku harus bagaimana? Pertanyaan itu terus berputar-putar di kepalaku.

"Mas Tiar bilang apa aja sama ibu?" tanyaku saat ibu mulai tenang. Untunglah, Mas Tiar berhasil diusir pergi oleh Pak security.

"Dia mencari sertifikat rumah, Nak. Ibu bilang saja kalau mahar pernikahan tidak bisa diminta kembali. Dia justru marah-marah. Ibu malu, putra ibu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
kapok buang aja laki" seperti tiat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status