"Hey! Siapa kalian!"Gana keluar dari mobil karena dia bisa melihat mereka semua membawa senjata tajam, itu artinya dirinya tidak bisa tinggal diam atau menganggap mudah lawannya, ditambah beberapa personil lagi, ternyata keluar dari rumah Mr, Jens. "Mereka bertambah! Apa yang harus aku lakukan, sedangkan Victoria masih tidur di dalam mobil, beruntung aku sudah menguncinya, tapi bisa saja mereka akan memecahkan kaca mobil, ini akan berbahaya, aku tidak punya jalan lain kecuali tetap menghadapinya," batin Gana yang bersiap.Sekitar ada enam personil rampok dengan pakaian hitam-hitam membuatnya harus berhati-hati, apalagi mereka membawa balok besar dan beberapa pisau diantaranya sudah berdiri di belakang punggung."Maju kalian!"Gana berdiri di lingkaran mereka seperti masuk ke dalam lingkaran setan yang hampir membakar dirinya, namun Gana sedang mengkhawatirkan Victoria yang masih ada di dalam mobil.Bugh!!"Hey, kalian. Kalau mau melawan seseorang itu satu lawan satu, kenapa keroyoka
"Aku ada di mana?"Gana mencari seseorang yang tidak ada di dekatnya, tentu itu Victoria yang masih belum bisa ditemukan."Kami menolong kamu saat tadi pingsan, tentang wanita itu, dia sudah tidak ada," jawab Mr, Jens menjelaskan.Gana memaksakan diri untuk pergi dari sana, bagaimana bisa dirinya bersantai di tempat tidur, sedangkan istrinya ada di luar sana dengan kondisi yang buruk saat berpisah dengannya."Aku harus pergi, dia lebih penting dari segalanya, tentang kerja sama, aku merelakannya, Victoria harus ditemukan," ujar Gana meninggalkan tempat itu.Suami-Istri yang telah ditinggalkan di dalam kamar tersenyum, mereka senang melihat suami yang begitu menyayangi istrinya, bahkan karena Victoria nyawa mereka selamat."Di mana aku harus mencari Victoria? Sudah hampir pagi, dia belum tau betul jalanan di Kota Perth ini," ucapnya masih mengendarai mobil.Sebuah lampu-lampu jalanan selalu menemani perjalanan Gana mencari istrinya yang tidak diketahui saat ini, dia hanya berharap kala
Sepuluh menit kemudian, Victoria berdiri di hadapan Gana yang masih memainkan bila basketnya."Sudah selesai, kamu bisa lihat sendiri 'kan, wanita itu bisa segalanya. Apa kamu tidak malu menjadi cowok yang tidak bisa apa-apa, punya keahlian apa dibandingkan Istri barumu ini? Apa masih bisa sombong seperti awal tadi? Katakanlah Gana, apa yang harus kamu lakukan saat ini? Kamu sudah salah menilai wanita semacam aku," ucapnya dengan berani.Gana menghentikan tangannya, dia harus mengakui kalau istrinya memang hebat, bahkan lebih dari istrinya yang pertama, namun terlalu gengsi juga kalau mengakui di depan wanita yang sangat percaya diri akan sifatnya yang kurang sopan ini."Haduh, kalau kamu bisa punya keahlian seperti ini, nanti kita buka bengkel saja, tidak perlu kuliah lagi, keahlian kamu bisa aku manfaatkan dan menghasilkan uang, kemarin itu pernikahan kita membuang banyak uang, apa kamu rela mengganti dengan bekerja seumur hidup di dalam bengkel dengan keahlian yang kamu miliki itu?
Langkah Victoria terus ke dalam gedung Perth Arena itu, dia melihat banyak sekali fungsi gedung tersebut, mungkin memang diciptakan untuk olah raga."Sayang sekali aku tidak membawa bola basket yang ada di mobil Gana, kalau aku membawanya, pasti sudah aku mainkan di sini.'Dia terus berjalan hingga masuk ke dalam gedung yang tepat, ada ring basket di atasnya, terlihat sangat keren karena sebelum ini tidak pernah terpikir untuk bisa datang ke tempat yang pernah didambakannya."Tempat ini keren, banyak sekali bola basket dan lapangannya sangat bagus, apalagi ring di atas sana, ingin sekali aku taklukkan, mungkin bisa dicoba."Saat itu juga Victoria melihat bola basket yang ada samping lapangan tersebut, mengambilnya satu dan melemparkan ke atas dan bawah, dia terus berada di tengah lapangan."Ini waktunya aku menunjukkan aku layak bermain di lapangan ini."Victoria terus saja bermain sendiri, tidak ada orang lain yang menemani atau menonton terlihat olehnya, begitu cantik permainan wani
"Bukannya tadi kamu yang membuat aku pergi ke suatu tempat dan memberikan sesuatu yang paling aku sukai? Jujur saja aku sangat bahagia Gana, ini pertama kalinya kamu sangat peduli, terima kasih Gana, aku tidak akan melupakan semua ini, kamu suami yang baik," ucap Victoria masih memasang wajah cerianya.Dia berjalan masuk ke arah kamar, tidak memperdulikan suaminya yang sekarang bingung dengan ucapannya itu."Apa yang dikatakannya? Aneh sekali, tempat yang paling dia sukai? Di mana? Lalu kenapa dia mengira aku yang membawanya? Sudah sakit rupanya otak dia!"Gana tidak mau memikirkan itu, dia hanya berpikir kalau Victoria memang suka berkata tidak tepat saat dirinya marah, mungkin hanya alasan dirinya pulang terlambat, sudah pasti istrinya tidak mengetahui jalanan dan taksi yang tepat untuk pulang, Gana mengira istrinya salah taksi saja.Pria dingin dan terkenal galak itu menuju kamar yang sama dengan Victoria, dia tidak mau terlalu lama berada di luar kamar."Lupakan saja masalah ini,
Gana merebahkan tubuhnya di kamar, karena dia sudah mengetahui istrinya tidur dengan Marcho, ada kesempatan punggungnya itu bisa lebih nyaman."Aku tidak boleh baper dengannya, pernikahan ini tidak mungkin berjalan seperti saat aku menikahi Marcella, dia mungkin akan meninggalkan aku ketika dia menemukan orang yang tepat seperti yang dikatakan Marcella."Matanya terpejam begitu saja setalah mengucapkan hal tadi, entah ada di mana Gana saat ini, namun terlihat begitu senang berdiri di depan seseorang."Sayang, kamu sudah memenuhi permintaan aku, apa kamu bahagia dengannya?" Tatapan seseorang itu sangatlah cerah, dia mengenakan pakaian serba putih dan wajahnya bercahaya, sedangkan Gana masih menggunakan pakaian yang dia gunakan saat dirinya tertidur."Apa boleh aku pergi dari sisinya dan ikut dengan kamu sayang? Jujur aku tidak akan sanggup bersamanya, dia masih terlalu muda untuk aku. Kamu yang paling cocok untuk aku dan Marcho, dia lebih membutuhkan kamu daripada adikmu itu, aku tida
"Cukup Victoria, kamu sudah keterlaluan. Pergi dari kamar ini lalu kamu mandi, sebentar lagi kamu mau kuliah, aku akan mengantar kamu pergi berdua."Gana menghindari pembicaraan semacam tadi, dia tidak kuat membahas langsung di depan orang yang sudah dititipkan Marcella padanya."Tidak perlu! Aku mau pergi kuliah sendiri, aku sudah besar, masih banyak kendaraan umum yang bisa menjadi tumpangan aku ke kampus, dan mulai saat ini aku mau pergi sendiri," tolak Victoria.Istrinya itu mulai membalikkan badannya untuk pergi dari kamar, akan tetapi tangan Gana menangkap lengan istrinya dan membalikkan kembali ke arahnya. Hingga keduanya dalam posisi berpelukan."Kamu tidak boleh pergi sendiri! Ini perintah dari aku! Atau kamu akan menerima hukuman besar, dan aku bisa lepaskan biaya kuliah kamu," ancamnya."Huh, egois. Aku benci kamu Gana!""Dengarkan saja apa yang aku perintahkan! Jangan banyak bicara, cinta atau tidaknya aku sama kamu, status kamu sudah menjadi Istri sah, jangan bikin aku ma
"Kamu sudah siap berangkat denganku?"Gana masuk ke dalam mobil, sudah ada istrinya yang duduk dengan memalingkan wajah ke arah lain, ada rasa malu yang masih bersarang di benak wanita itu."Duh, kenapa jadi canggung berada di dekatnya? Padahal hanya duduk berdua di dalam mobil, apa karena dia sudah melihat semua anggota tubuhku? Astaga Victoria, apa yang kamu pikirkan pagi-pagi begini, sudahi pikiran kamu yang kotor," batinnya segera menghilangkannya.Gana masih terlihat tegap duduk dengan fokus memikirkan pekerjaan kantor yang masih sangat gawat, apalagi saat ini dia harus berbuat sesuatu yang serius."Gana, kamu kenapa?"Victoria bertanya seolah mengetahui sesuatu yang dirasakan suaminya, instingnya mengatakan jika suaminya terlibat masalah besar."Tidak apa-apa," jawabnya singkat.Gana masih terlihat cuek dan biasa menanggapi istrinya yang mulai kesal dengan jawabannya itu, wajah Victoria terlihat ada penyesalan saat bertanya barusan."Kurang ajar, bisa-bisanya dia memperlakukan ak