Victoria masih beristirahat, dia tidak bisa tenang jika masih memikirkan Gana, namun Jose sudah bisa membuatnya tertidur nyenyak, mungkin dari dulu dia bisa merasakan kalau idolanya masih menjadi segalanya untuk dirinya.Hari berlalu begitu cepat, Victoria sudah diperbolehkan pulang saat lima hari berada di rumah sakit, dia tidak mau terlalu lama tertinggal pelajaran di kampus, semangatnya belum pupus sampai di sini."Kamu mau pulang ke rumah?"Gana sudah ada di depan pintu, berusaha menjemput pulang istrinya dari sana, namun sudah terlihat Jose yang lebih dulu membantu istrinya untuk bersiap keluar hari ini."Iya, aku masih harus pulang," jawab Victoria.Gana keluar dengan cuek tanpa berkata apa-apa lagi, membiarkan Jose mengambil keuntungan dari semua ini."Kamu bisa lihat sendiri suami kamu itu, dia tidak peduli sama kamu, seharusnya dia membantu kamu, dan dia membawa kamu dengan tangannya," kata Jose sedang memprovokasi Victoria untuk membenci Gana."Sudahlah Jose, bukankah ada ka
"Ya, ampun. Kenapa Gana hanya diam saja melihat aku mau naik sendiri di tempat tidur? Apa dia sudah tidak peduli sama aku? Aku juga mau diperhatikan seperti istri lain, tapi kenapa dia terus membuat aku kesal dan merasa tidak pernah punya suami?" batinnya merasa sedih.Victoria masih berada di kursi roda, tidak mungkin bisa berpindah tempat, dia memejamkan mata saat ini, tidak juga meminta bantuan Gana untuk membantunya ke atas tempat tidur."Dasar, apa susahnya minta tolong? Menyusahkan saja, dia tidur di kursi roda, apa yang ada dalam pikiran wanita ini, aku hampir kehilangan akal," ucap Gana.Dia berdiri untuk ke arah Victoria, memindahkan istrinya ke atas tempat tidur dengan posisi yang nyaman."Tidurlah wanita perkasa, kamu selalu menyusahkan aku di mana pun, banyak sekali pekerjaan yang harus aku selesaikan, tapi kamu justru tidur, kalau begitu aku juga harus melanjutkan pekerjaan aku lagi, sungguh kamu lebih baik tidur daripada bangun, tadinya aku mau mengajak kamu makan malam,
"Aku mau pergi kuliah hari ini, apakah kamu mau mengantarkan aku?"Victoria jenuh di dalam rumah, apalagi harus satu atap dengan Gana. "Kamu masih sakit, nanti kamu tidak bisa mengikuti materi pelajaran di sana, " jawab Gana menolak jika istrinya pergi. Victoria diam, tidak mau lagi melihat ke arah suaminya yang dengan jelas melarangnya masuk kampus. "Kalau begitu, aku mau pergi dengan Jose," ucapnya membuat suasana di sana jadi tidak enak. Gana menghentikan tangannya yang sedang merapihkan dasi, dia tidak mungkin membiarkan istrinya berduaan dengan pria lain. "Aku yang akan mengantarkan kamu ke kampus," kata Gana tidak mau sampai Jose yang mengantarkan istrinya. Victoria senang, akhirnya pancingannya bisa membuat suaminya ini bisa mengizinkan dirinya, walaupun harus membawa nama Jose. "Bisa gawat kalau Jose ada di rumah ini pagi-pagi, itu akan menyulut emosiku," batin Gana yang sudah tenang. Victoria masih belum bisa mendorong kursi rodanya sendiri, karena kedua tangannya di
"Cepat pakai bajumu!"Victoria tidak senang dengan kelakuan Gana yang seenaknya di dalam rumah ini, dia tidak akan terima kalau Gana melakukannya lagi. "Sabar, aku juga akan pakai baju, tapi hari ini aku libur kerja, jadi mau pakai yang santai," balas Gana mengambil pakaian untuk santai. Pria itu mengambil cuti untuk menemani istrinya di rumah, tidak ada kesempatan di lain hari untuk mereka bisa sama-sama libur seperti ini. "Aneh, kenapa tiba-tiba libur mendadak? Apa kamu memang mengikuti aku untuk membolos kegiatan di luar rumah hari ini? Eh, ini juga gara-gara kamu aku tidak masuk kampus, coba kamu tidak kurang ajar, pastinya aku bisa pergi," singgungnya. Gana mengambil pakaian dan keluar dari kamar, tidak mau mendengarkannya lebih jauh karena membawa pengaruh buruk untuk telinganya. "Dasar Gana! Bisa-bisanya dia pergi begitu aku bicara! Aku akan memberikan dia tendangan maut kalau aku sudah sembuh!"Saat Victoria terus menggerutu tentang suaminya, ternyata Gana menerima tamu t
"Kamu mau bilang atau tidak?"Victoria masih terus Mencecar suaminya yang bungkam seribu bahasa, dia juga ingin mengetahui yang terjadi antara Gana dan Jose. "Sudahlah, jangan bertanya lagi, kamu juga tidak akan mengerti candaan para pria, kamu fokus di kesehatan, aku tidak mau dia ke sini hanya untuk menjenguk kamu," kata Gana mulai mengeluarkan nada cemburu. Victoria mengenal Gana sekarang seperti apa, dia mengambil ponsel yang di berikan oleh Jose waktu itu, rasanya masih penasaran pada apa yang terjadi antara mereka berdua. "Aku hubungi Jose diam-diam nanti, tapi kapan Gana keluar dari kamar?"Wanita itu menunggu suaminya pergi dari kamar, tidak mau kalau ponselnya diambil lagi. Gana terlihat mencurigai istrinya yang ada di belakang, tangan Victoria seperti sedang menyembunyikan sesuatu. "Apa yang terjadi dengannya, apa dia sedang memegang benda yang tidak boleh aku ketahui?" batin Gana bertanya-tanya. Namun Victoria masih diam dan terus fokus ke arah Gana, dia ingin segera
"Kamu salah paham, aku tidak begitu. Apa Jose masih ada di sana? Aku mau bicara sama dia," jawab Victoria tidak pernah membuat Jose untuk menurutinya, tetapi memang Jose sendiri yang mau. Gana sudah tidak akan bisa lagi percaya pada istrinya saat ini, karena mungkin ponsel yang dia rampas itu sudah menjadi alat komunikasi mereka berdua. "Kamu suka sekali pada idola kamu itu, mana mungkin tidak ada perasaan apa-apa, aku tau kamu dan dia pasti sudah lebih dari teman, apa yang sudah kalian lakukan? Apa kalian sudah tidur bareng?"Tuduhan Gana membawa emosi Victoria membesar, dia tidak akan bisa menahan jika terhina seperti ini. "Aku tidak pernah serendah itu! Jangan kamu pikir aku akan menghargai kata-kata kamu ini!"Wanita itu menangis di depan Gana, dia bahkan tidak bisa bergerak dengan bebas, tangannya belum mampu untuk menghajarnya suaminya yang keterlaluan. Tiba saatnya Gana bersikeras cuek kembali, dia keluar dari sana untuk menghindari Victoria, tidak peduli tangisan istrinya
"Kita sudah sampai, apa kamu perlu bantuan aku untuk mendorong sampai ke dalam kamar?" tanya Jose yang sudah ada di depan rumah Gana. Victoria terlihat sangat senang bisa pergi berdua dengan Jose, karena idolanya selalu bisa membuatnya bahagia. "Tidak Jose, aku akan meminta pelayan rumah untuk membantu.""Kalau begitu aku akan pamit dari sini, tapi kalau minta bantuan aku, kamu bisa menghubungi aku dengan ponsel yang baru aku kasih ini," balas Jose memberikan ponsel yang ada di tangannya. Karena Jose mengetahui ponsel yang waktu itu dibakar Gana, dia tidak akan marah hanya karena ponsel, mudah baginya membelikan ponsel kepadanya. "Jose, kamu baik banget, tapi kalau nanti Gana melihat ini, pasti dia akan marah," kata Victoria khawatir semuanya akan terulang. Jose mengacak rambut Victoria, kapanpun Gana akan berbuat seperti itu, dia tidak akan peduli. "Tenang, aku akan membelikan ponsel lebih banyak lagi, mungkin dia akan lelah membakarnya," kata Jose dengan nada bercanda. Keduan
Gana masih berada di depan ruangan Marcho, dia harus tetap berjaga sampai kondisi anaknya benar-benar membaik. "Kamu harus sembuh Marcho," ucapnya menempelkan tangannya di kaca ruangan itu. Hanya mata Gana yang bisa melihat betapa kesakitan anaknya di dalam sana. Sekarang dia tidak akan pergi ke mana-mana. Dari tempat Victoria berada, dia mulai pulih karena selalu dirawat oleh dokter yang setiap hari datang untuk mengecek kondisinya seperti apa, tepat sore ini dia akan membuka perban di tangannya. "Terima kasih dok.""Sama-sama, walaupun perban ini dibuka, tolong tetap kontrol jika mau melakukan apa pun, karena lukanya belum benar-benar hilang, jangan lupa diminum obatnya secara teratur, karena itu akan segera memulihkan kondisi seperti semula.""Baik dokter."Victoria menuruti dokter agar lebih berhati-hati lagi, andaikan semuanya bisa berjalan mulus, itu artinya Victoria bisa pergi ke kampus lagi, banyak latihan yang tertunda. Jose ada di sana, dia mendampingi Victoria yang be