Malam yang panjang membuat Victoria sulit tertidur pulas, hingga dirinya keluar rumah, terlihat jika ada seseorang yang berdiri tegak di depan teras. "Jose, kenapa kamu ada di sini?"Pertanyaan membingungkan untuk Jose yang ingin sendiri berada di sini. "Aku, di sini sedang melakukan sesuatu.""Apa?"Victoria melirik ke arah Jose, di sampingnya tidak ada barang apa pun yang dia kerjakan, namun tadi Jose bilang, ada yang dia lakukan. "Menjaga calon bintang yang akan segera bersinar," jawabnya. Wanita itu membalikkan tubuh, dia memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua tangan, senyumnya terbit, rasa sepinya hilang ketika ada Jose di sini. "Jose, kamu jangan bercanda. Aku di sini untuk bertanya sama kamu, apa yang kamu lakukan di sini? Kenapa tidak pulang?"Jose mendekati Victoria yang perlahan menengok ke arah pria itu. "Baby, kamu terlalu banyak pertanyaan. Sedangkan kamu masih membutuhkan aku di sini."Tatapan Jose lebih mendalam masuk ke relung hati Victoria, di dalam sana ada ruan
"Semoga kamu bisa mengerti ini semua, Jose."Victoria tidak akan menemukan cinta dari hatinya yang melebihi apa yang dia rasakan sebagai seorang sahabat, kali ini dia akan mengutarakan hal ini pada Gana, mungkin semua kecemburuan berawal dari perasaan Jose.Malam ini terlihat terang. Namun tidak dengan Jose yang bersedih dan hatinya terluka karena cintanya sendiri, demikian Victoria yang kesulitan tertidur lelap karena harus memikirkan Gana di luar sana. "Apa yang harus aku lakukan, Gana? Aku sudah tidak akan sanggup lagi dengan pernikahan kita kalau kamu terus pergi tanpa pamit, dan selalu bohong tentang Marcho, apakah dia tidak mau aku menolong anaknya yang sudah menjadi anakku juga? Aku tidak mengerti yang dia pikirkan ini apa sekarang?"Malam ini hanya terus memikirkan Gana, sedangkan Gana baru turun dari taksi ketika menjelang pagi. "Siapakah di depan rumah aku?"Gana sudah melihat pria lain justru tengah tertidur di teras rumahnya. Mata Gana tidak salah lihat, ternyata Jose a
"Tolong jangan pergi. Aku mau kamu tetap ada di sini bersama aku."Gana memeluk Victoria dari belakang, hanya dengan cara ini bisa menghentikan langkah istrinya yang mau pergi. "Gana, ini tidak lucu. Tolong lepaskan aku, sekarang aku mau pergi dan menyelamatkan anakku, kamu tidak kasihan sama Marcho."Victoria tetap ingin pergi, walaupun Gana melarangnya. "Jangan, aku mohon tetap di sini. Aku sudah cukup melihat Marcho sakit, aku tidak akan sanggup melihat kamu sakit, risikonya akan berat untuk kamu."Gana tetap menahan istrinya, tidak mungkin kalau Gana membiarkan mimpi besar Victoria dan Marcella hancur dengan semua ini, pastinya di alam sana, Marcella tidak akan tenang. "Singkirkan tangan kamu, Gana! Boleh aku pergi? Aku tidak peduli dengan kamu dan kesehatan aku sendiri, anak sekecil Marcho yang sakit, dia masih panjang ingin menempuh hidup, apa kamu tidak memikirkan nyawa Marcho?"Victoria kesal, selama ini Gana selalu cuek pada Marcho, dan sekarang juga justru memperdulikan d
Victoria naik motor bersama Jose, dia tidak mau menengok ke arah Gana. "Gana, kamu sudah keterlaluan sama aku, bisa-bisanya kamu kasar sama aku di luar rumah, bahkan sampai Jose tau ini. Aku sangat menyesal menikah dengan kamu," batinnya menggerutu. Victoria menangis sejadi-jadinya, selama ini dia tidak pernah mau memiliki rumah tangga yang seperti sekarang. "Sudah cukup Jose, mungkin aku hanya manusia yang selalu tidak berarti di matanya, aku tidak kuat lagi."Jose yang membawa motor tidak bersuara sama sekali, dia justru ingin Victoria mengeluarkan air matanya sampai puas. "Jujur, orang tuaku saja tidak pernah memukul aku, bahkan kakak aku yang selalu memanjakan aku, beliau tidak pernah."Jose menghentikan motornya di depan Perth Arena, dia sana mungkin akan menghibur Victoria. "Jose, kenapa kita ke sini? Aku tidak akan sanggup bermain saat hatiku sedang hancur."Jose turun dari motor, membiarkan Victoria juga turun mengikutinya. "Baby, kamu masuk saja dulu. Tempat ini sepi, k
Merenung yang dilakukan Victoria saat berada di dalam kamar tamu yang disediakan oleh Jose, terlihat ada beberapa foto yang terpasang, ternyata Jose yang meminta pelayan untuk memasang semua itu. "Jose, ini foto kita."Victoria akhirnya bisa tersenyum walaupun itu sedikit, karena foto itu terlalu mengingatkan dirinya akan sesuatu yang terjadi sebelumnya, ada campur tangan Victoria. "Foto ini, adalah pertama kalinya aku bersama dengan Jose, sekarang sudah tua juga yah, aku ini."Victoria merasakan umurnya bertambah terus, dia bukan lagi remaja yang ada di dalam foto itu, tepat di depan Jose, ada seseorang yang memotretnya. Entah siapa orang itu, tetapi Jose mendapatkan foto ini. Di dalam rumah itu sudah sepi, Victoria keluar dari kamar setelah dirinya selesai mandi, perutnya juga berbunyi, mungkin dia lapar, pada akhirnya harus ke dapur. "Apa yang akan terjadi jika aku ke dapur?"Victoria sendiri bingung, jalan menuju dapur rumah Jose terlalu kuat sekali. "Hari ini kamu terlihat l
Dalam perjalanan menuju rumah Jose, Hana terlihat sangat sedih memegang amplop coklat yang dia dapatkan tadi pagi. "Wanita itu tidak ada habisnya bersama lelaki lain, mungkin ini cara paling efektif membuatnya jera."Di mobilnya sendiri memikirkan Victoria, dia masih berat ingin melepaskan istrinya yang sudah dia perjuangan demi amanat pada mendiang istrinya dulu. Tiba di rumah Jose, ternyata memang mereka berdua sedang bermain basket di depan lapangan yang ada di rumah Jose. "Victoria," panggil Gana.Kedua orang yang masih asik bermain itu kini melirik Gana, apalagi Victoria melepaskan bola basket yang ada di tangannya. "Gana, mau apa di ke sini?"Tangannya memberikan sesuatu pada Victoria, Jose gemas, dan menarik amplop tersebut. "Sini, biarkan aku saja yang membukanya."Jose tidak peduli jika nanti Victoria akan marah ataupun Gana memukulnya. "Serahkan itu pada Victoria! Rumah tangga aku bukan urusan kamu!"Gana ingin merebutnya kembali, tetapi percuma, Jose sudah membukanya.
"Karena dia masih suamiku," jawab Victoria menatap mata Jose. Sekarang Jose sangat intens melihat bola mata orang yang dia cintai, begitu dalamnya Victoria masuk dalam hatinya, walaupun wanita yang ada di hadapannya ternyata tidak menganggapnya demikian. "Dia sudah mencampakkan kamu, Baby, hanya ada aku bersamamu, dan kamu harus menerima kenyataan pahit ini, aku pun janji akan membuatmu bahagia, sekuat tenaga cita-citamu akan tercapai juga, jangan berharap lagi pada Gana, aku mohon."Tangan Jose menggenggam erat kedua tangan Victoria yang sama sekali tidak nyaman saat ini dipegang laki-laki lain. "Jose, memang kenyataan ini sudah aku alami, tapi bukankah semuanya belum selesai, biarkan mengalir dan kamu tidak bisa memaksakan apa yang terbaik untuk aku, karena aku punya hati," balas Victoria menolak tegas Jose. Air mata keduanya mengalir, begitu tulus cinta Jose untuk Victoria, tetapi yang dia lihat dari mata Victoria, cintanya hanyalah untuk Gana. Jose bisa memahami bagaimana ras
Pagi membuat Jose segera pergi ke arah kamar Victoria, tidak sabar ingin melihat wajahnya yang sangat cantik itu. Tok... Tok... Tok... Tiga kali ketukan terdengar di sana, Victoria belum juga membuka pintu, sedangkan Jose telah memegang pegangan pintu, ternyata tidak terkunci. "Baby, kamu tidak menguncinya?"Jose masuk ke dalam, dia masih dengan jelas menatap Victoria yang sedang tertidur."Manis sekali, aku sangat menyukainya, andaikan kita sudah bersama, aku sudah mengecupnya pelan-pelan sambil menikmati suasana pagi ini."Seperti yang diharapkan Jose, mata indah itu terbuka perlahan seakan membawa kesejukan di dalam hatinya. "Pagi, Baby. Apakah kamu mau ke kampus dengan aku?"Jose yang ceria melupakan seluruh masalah yang dihadapi Victoria, terkait perceraiannya yang sedang berlangsung ini, Victoria turun dari tempat tidurnya. "Jose, kenapa kamu masuk?""Maaf, tadi aku mengetuk pintu sampai tiga kali, tapi kamu tidak membukanya, jadi aku masuk, aku tidak sengaja membuka pint