RAHASIA SUAMIKU (9)POV AUTHORSetelah mengetahui bahwa yang menelepon adalah orang iseng yang mengerjainya, Reza dengan cepat pulang ke rumah Kinan karena ingin memastikan kejadian yang sebenarnya. Setelah mengeceknya di Rumah sakit, ia pun sama sekali tidak pulang terlebih dahulu ke rumah Sinta dan malah lebih memilih pulang ke rumah Kinan. Hatinya merasa yakin bahwa sekarang Kinan sedang mengalami masalah dan butuh pertolongannya. Namun disatu sisi ia begitu bimbang karena Kinan sama sekali tidak bisa dihubungi apalagi mengingat putrinya yang pasti akan terus-terusan menunggu membuatnya merasa prustasi.Setelah lama perjalanan, akhirnya Reza telah sampai di depan rumah mewah yang ia berikan pada Kinan, ia pun bergegas membuka pintu rumah ini. Namun sayangnya Kinan sudah berhasil mengunci pintu rumah ini rapat-rapat. Membuat Reza sama sekali tidak bisa masuk bahkan lewat kaca jendela sekali pun.Reza terus berusaha supaya ia bisa masuk ke dalam rumahnya bersama Kinan, ada satu cara
''Anjas? Kenapa kamu ada disini? Bukankah kamu sudah ....''''Saya masih hidup dan ada sesuatu yang harus saya beritahukan padamu tentang Rizal,'' ujar Anjas, tatapannya begitu serius.''Ya sudah, silahkan masuk!'' Sinta menyuruh Anjas masuk, ia mengangguk dan segera masuk ke dalam rumah Sinta. Kemudian mereka duduk bersama di sofa ruang tamu.''Maafkan saya Sinta, saya harus menjelaskan kronologi suamimu dan tentunya kamu harus tahu tentang Rizal sebenarnya,'' ujar Anjas, Sinta yang sudah siap mendengarkan ceritanya. ''Iya, ada apa Anjas? Ada apa dengan suami saya?'' ''Suamimu telah berselingkuh dengan wanita lain dan tanpa sepengetahuanmu selama Rizal berada di kampung, ia sudah menikah lagi dan wanita itu bernama Kinan. Dia pun juga yang sudah membunuh adikku, dan kedua orang tuaku. Bukan itu saja, dia pun hampir membunuhku dan Sania, apalagi mengingat kedua orang tuanya juga meninggal karena Rizal sudah berhasil menyabotasi mesin kendaraannya,'' jelas Anjas membuat Sinta terkeju
Tiba-tiba dari arah lain terlihat seorang wanita berteriak kencang meminta tolong, namun dengan segera kedua lelaki preman itu langsung membekap tubuh wanita yang hendak akan menggagalkan rencana mereka.''Bagus! Kalian bawa wanita ini pergi ke hutan biar di mangsa sama serigala sekalian. Siapa suruh ia akan menggagalkan rencanaku,'' ucap Shelin pada kedua lelaki itu. Ternyata semua ini sudah direncanakan oleh Shelin sendiri.''Baik Bos, tenang saja. Wanita ini pasti akan aman berada di tangan kami, asalkan bayarannya tinggi,'' ujar salah satu dari kedua lelaki itu, mereka tersenyum sinis.''Kalian tenang saja, saya sudah persiapkan uangnya dan kerjakan dulu baru saya membayar kalian secara cash.'' perintah Shelin, lalu salah satu dari mereka membawa pergi wanita asing itu. Satunya lagi ia membawa tubuh Reza yang akan dibawa ke suatu tempat.Shelin tersenyum penuh kemenangan melihat tubuh Reza yang sekarang tengah pingsan, ia merasa senang karena pembalasannya akan segera terlaksana.
Sinta terlihat terkejut ketika Anjas mulai mendekati Reza sembari memegang pisau digenggaman tangannya. Reza pun tidak kalah terkejut.''Rizal ... asalkan kamu tahu, sudah sekian lama aku menunggu ingin menghabisi nyawa kamu, namun selalu gagal dan gagal. Tapi sekarang tidak akan ada lagi kegagalan. Hari ini aku akan membunuhmu bersama istri dan anak yang sangat kamu cintai. Ingat Rizal nyawa harus dibayar dengan nyawa.'' Anjas tersenyum kecut, memandang Reza dengan penuh kebencian.''Aku mohon, maafkan kesalahanku dulu, Anjas. Itu semua sudah menjadi masa lalu.'' ujar Reza memohon.''Kamu bilang cuma masa lalu? Dasar bajingan. Kamu pikir dengan cara melarikan diri dan hidup bersama istri barumu kamu bisa tersenyum bahagia di atas penderitaanku hah? Oh ... tidak! Aku sangat ingin kamu MATI!'' pekik Anjas menekankan ucapannya.''Aku siap menjalani hukuman, asal jangan pernah kamu membunuhku, apalagi Sinta dan juga anak kandungku, mereka sama sekali tidak punya salah apa-apa. Ini semua
''Jangan bergerak! Sekarang Anda tidak akan bisa kemana-mana lagi.'' ucap salah seorang polisi yang tiba-tiba saja langsung menangkap Anjas. Dengan perasaan berkecamuk, Anjas hanya menuruti perkataan Polisi. Kedua tangannya di borgol.''Ampun Pak, saya sama sekali tidak pernah berbuat salah kepada orang lain. Jangan tangkap saya.'' Anjas merintih memohon ampun. ''Jelaskan saja semuanya di kantor,'' ucap Polisi. Anjas pun pasrah. Tubuhnya dicengkram dua polisi dan langkah kakinya tertatih.Polisi dengan cepat langsung memasukan Anjas ke dalam mobil Polisi. Kemudian mobil pun langsung berjalanan meninggalkan lokasi tempat kejadian perkara. Sesaat di perjalanan Anjas terus-terusan menangis. Air matanya mengalir begitu deras, padahal sebelumnya ia sudah berjanji untuk pantang menangis.Sampai pada akhirnya mobil yang ditumpangi oleh Anjas pun berhenti di kantor Polisi. Dengan beringasnya para kepolisian langsung memaksa Anjas untuk masuk ke dalam kantor. Ternyata Anjas langsung dijeblos
''Mas Reza ternyata selama ini sudah membohongi aku Setya,'' lirihku menunduk tak berani menatapnya. Air mataku tiba-tiba jatuh mengalir deras seakan-akan hatiku sudah tidak mampu menahan kesedihan yang begitu mendalam. ''Berbohong? Maksudmu?"Aku menghapus air mata, "Sebelum kami menikah, ternyata ia sudah memiliki seorang istri dan juga anak. Selama ini aku tidak tahu tentang masa lalu Mas Reza, tapi sekarang aku sudah mengetahuinya. Dia benar-benar tega mempermainkan aku,'' jelasku.Setya kaget. Kemudian, ia menenangkan aku."Aku tidak menyangka, ternyata Reza seperti itu. Kamu yang sabar Kinan, mungkin semua ini adalah cobaan. Kamu harus tabah menjalani ini semua. Aku harap jangan pernah melakukan sesuatu sampai membuat janin yang berada di kandungan kamu keguguran. Itu berdosa.'' ''Aku mohon Setya! Aku sudah tidak kuat menahan beban penderitaan ini, aku hanya ingin melakukan aborsi agar bisa melupakan Mas Reza.'' Aku bersimpuh dan memohon supaya Reza mau membantuku untuk menggu
''Kinan!'' Terdengar suara laki-laki yang begitu familiar. Kinan mencoba meyakinkan suara laki-laki yang berasal dari luar rumah. Dari bayangannya, ia meyakini bahwa itu adalah suara Reza, suaminya. Namun, bukankah Reza sudah di penjara? Kenapa dia tahu tempat tinggal Kinan sekarang?Kinan bangkit, ia melangkah dengan hati-hati. Perasaanya seakan tak percaya bahwa Reza kembali datang dan menemuinya. ''Kamu?'' Kinan membuka pintu, dia sangat terkejut ketika mengetahui seorang laki-laki tengah berdiri di hadapannya. Tatapan laki-laki itu beralih menatap perut Kinan yang sedang hamil besar. Dia adalah Reza, mantan suami Kinan.''Kinan ... ternyata kamu sedang hamil sekarang, apa jangan-jangan ini adalah anak kita?'' tanyanya antusias. Kinan melempar wajah tak suka memandang Reza.''Anak kita? Jangan mimpi! Kita sudah tidak ada hubungan apapun lagi, kamu lebih baik pergi dan jangan pernah temui aku sampai kapan pun,'' usir Kinan. Raut wajahnya seakan tak suka melihat kedatangan Reza.''
Hingga dua jam berlalu, Kinan tidak kembali ke luar rumah. Setya merasa putus asa. Dia bangkit seraya ingin pergi dan menghapus harapannya mendapatkan cinta Kinan. Namun seketika, terdengar suara rintihan yang begitu menggema dari dalam kamar. Setya terperanjat kaget menyadari bahwa wanita yang dicintainya dalam bahaya. ''Kinan ....!'' Setya memberanikan diri masuk ke dalam rumah Kinan. Terlihat, Kinan tengah meringis kesakitan di kamar mandi sembari memegang perutnya yang tengah hamil. ''Ya Allah, Kinan!'' Setya terkejut melihat Kinan terkapar, apalagi sesaat melihat darah mengalir pada kedua kakinya. Gegas, Setya langsung menggendong tubuh Kinan dan menidurkan tubuhnya di dalam mobil. Saat ini, Kinan dalam keadaan pingsan. Setya membawa Kinan ke Rumah sakit terdekat agar secepatnya mendapatkan pertolongan. Sesampainya di Rumah sakit, Kinan langsung dilarikan ke ruang IGD. Perasaanku begitu hancur ketika mengetahui kejadian ini. Aku takut nyawa Kinan terancam tak terselamatk