Share

GGAP 3 : THE LAST
GGAP 3 : THE LAST
Penulis: sutan sati

BAB 1

"Jadi, bagaimana perkembangan anak itu? Apa tidak ada cara untuk kita bisa mengembalikan ingatannya?"

"Tidak ada, kakek. Aku sudah memeriksanya, bahkan juga sudah dipastikan dengan hasil rontgen syarafnya. Tidak ada yang salah, kondisi fisik Awan sudah pulih sepenuhnya. Fungsi otak bekerja dengan normal. Hanya saja..."

Amanda terdiam sejenak, mengingat kembali semua kalimat terakhir yang diucapkan Renata padanya, sebelum ruhnya menghilang. Amanda sudah berusaha menggunakan kemampuan supranaturalnya untuk menembus alam jiwa Awan. Tapi, kekuatan magis disana begitu kuat, sangat sulit ditembusnya dan bahkan dapat membahayakan jiwanya, ketika Amanda berusaha nekat untuk memasukinya. Akhirnya, Amanda hanya bisa menyerah untuk melakukannya.

"Hanya saja, apa?" 

"Kesadaran Awan terkunci di alam jiwanya. Itu adalah kesadaran utama yang mengendalikan fungsi memorinya. Tanpa itu, Awan akan tetap menjadi dirinya yang sekarang. Dia menjadi sepenuhnya baru, seperti bayi yang baru lahir. Ia tidak memiliki kenangan apapun tentang dirinya, ataupun orang-orang yang disekelilingnya."

"Meski begitu, fungsi syaraf utamanya sama sekali tidak terganggu. Seperti, fungsi dasar, kemampuan menganalisis terhadap hal-hal baru dan lingkungan, dan sejenisnya."

Abimana mengangguk kecil sambil mengusap jenggotnya, "Kemampuan bertarungnya, apa masih ada?" Tanya Abimana penasaran. Karena bagaimanapun, dua spirit yang menjadi sumber kekuatan besar dalam diri Awan telah lenyap. Sehingga membuat Abimana penasaran, apa Awan masih bisa sekuat dulu? 

Menurut pemikiran Abimana, orang biasa hampir mustahil bisa menembus level grandmaster sejati, jika hanya mengandalkan kekuatan murninya sendiri.

Tidak terkecuali, Abimana. Jika bukan karena kekuatan dua peri dalam dirinya, mustahil baginya bisa menembus level grandmaster sejati seperti sekarang.

Amanda sadar tujuan kakeknya menanyakan hal itu padanya, karena kakeknya termasuk orang yang mengakui seseorang karena kekuatannya.

Jika sebelumnya, kakeknya memuji dan mengakui Awan karena kekuatannya dan tentu saja itu semua berkat tambahan besar dari dua spirit dalam dirinya.

Sekarang, Awan tidak hanya kehilangan ingatannya, tapi juga kehilangan dua penopang utama dari kekuatan sejatinya. Otomatis membuat Awan tidak ubahnya seperti orang biasa.

Amanda khawatir, jika kakeknya tidak lagi memandang Awan sama seperti sebelumnya.

Amanda berkata dengan penuh nada optimis, "Awan, masih memiliki kemampuan itu dalam dalam dirinya dan aku yakin, Awan pasti bisa mencapai kekuatan puncaknya dan bahkan melewatinya."

Tampak sedikit gurat keterkejutan dari wajah Abimana, "Begitukah? Bukankah ia kehilangan ingatannya? Bagaimana ia masih memiliki kekuatannya? Coba ceritakan pada kakek!"

Amanda dengan bersemangat menceritakan apa yang dilihatnya beberapa hari yang lalu, itu adalah saat dimana Awan menghajar sepuluh orang dengan cara yang cukup brutal. Hal itu begitu mengejutkan, karena sama dengan penilaian kakeknya, Amanda juga sempat mengira jika Awan akan kehilangan kemampuan bertarungnya.

Tapi kenyataannya, meski kehilangan ingatan dan juga dua kekuatan spirit, Gumara dan Huo. Tubuh Awan seakan bergerak secara alami begitu berada dalam keadaan terdesak, ia seakan bisa bergerak bebas seakan semua gerakan tersebut sudah tertanam dalam dirinya. Sehingga, saat berada dalam keadaan terancam, tubuh Awan justru sudah bergerak dengan sendirinya, tanpa otaknya perlu mengingatkan tentang semua jurus tersebut.

Kejadiannya, terjadi beberapa hari sebelumnya.

Seringnya Annisa berulang ke ruangan Awan, ternyata memantik kecemburuan dari salah seorang dokter koas yang telah menyukai Annisa sedari lama. Namanya adalah Henry, seorang pria asli kota pahlawan dan dia adalah teman sesama koasnya Annisa.

Selain itu, ia juga merupakan putra sulung dari salah seorang pengusaha kaya asal Jawa Barat. Dengan statusnya, Henry sudah terbiasa mendapat perlakuan istimewa dari semua orang, layaknya seorang tuan muda yang berkuasa.

Mengira dengan semua itu, membuatnya berpikir bisa mendapatkan Annisa yang kecantikannya begitu anggun dan banyak dikagumi oleh rekan-rekan seangkatan mereka. Tidak hanya Henry, bahkan dokter yang masih lajang di rumah sakit tersebut juga pernah mengungkapkan cintanya pada Annisa. Tapi, tidak satu pun dari mereka dapat menaklukan cinta Annisa.

Henry begitu tergila-gila dengan Annisa, sehingga cara apapun akan dilakukannya demi bisa mendapatkan Annisa.

Komen (10)
goodnovel comment avatar
Erul Bakar
not bad best novel
goodnovel comment avatar
Kikid Sukantomo Adibroto
merinding gmn..?
goodnovel comment avatar
Othman Dabo
seru banget bikin merinding
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status