Share

BAB 5

Ternyata tidak hanya dirinya, temannya juga merasakan hal yang sama. Menghajar Awan, serasa seperti memukuli gunung. Sangat keras, sampai-sampai tangan mereka serasa keram.

"Bodoh! Kalau tidak bisa dengan tangan, pakai besi yang kalian bawa itu." Teriak pemimpin kelompok preman ini marah.

Para preman segera beralih menggunakan pentungan besi dan kayu yang telah mereka siapkan sebelumnya.

Suara benturan besi dan kayu segera terdengar bergemuruh setelahnya. 

Adapun Awan meringkuk di atas lantai yang dingin sembari menerima serangan bertubi-tubi. Ia merasa tubuhnya mulai kesakitan, karena banyaknya jumlah pukulan yang masuk ke tubuhnya.

"Bang, bagaimana dengan dokter cantik itu? Apa bos membutuhkan bantuan kita? Dia cantik banget, sayang aja kita gak ikut menikmatinya." Ujar pria yang berdiri di sebelah pemimpin kelompok preman ini.

Si pemimpin preman terkekeh dengan ekspresi penuh nafsu. Tentu saja, ia sudah melihat sosok dokter yang disebut oleh anak buahnya tersebut. Karena mereka sudah mengidentifikasi siapa saja target mereka, sebelum beraksi hari ini.

Seperti kata tangan kanannya itu, si bos tidak menampik kecantikan dokter Annisa. Jika saja, Henry tidak mewanti-wanti mereka untuk tidak menyentuhnya, si bos tidak akan melewatkan dokter secantik Annisa begitu saja. Melihatnya saja, sudah cukup membuat lelaki manapun jatuh cinta padanya.

Tidak heran, Henry sampai meminta mereka untuk mengenyahkan siapapun yang dapat menghalanginya untuk mendapatkan dokter cantik itu.

"Tentu saja! Biarkan saja 'orang' itu bersenang-senang dengan dokter cantik itu terlebih dahulu. Setelah menghabisi bocah ini, saatnya bagi kita untuk menculiknya. Uang dapat, wanita cantik juga dapat, hahaha."

Keduanya tertawa dengan pikiran mesum yang menerawang.

Tap.

Trang.

Awan yang mendengar keduanya memiliki rencana jahat terhadap Annisa, terbit amarahnya. Kemarahannya membuat rasa takutnya menghilang dan dalam satu gerakan, Awan berhasil menangkap pentungan besi pengroyoknya. Lalu merebut dan membuangnya jauh.

Preman yang pentungan besinya direbut Awan, terkejut. Tidak menyangka jika Awan akan bangkit dan berhasil melucuti senjatanya.

"Apa kalian bilang? Kalian mau mencelakai dokter Nisa?" Tanya Awan dengan napas mulai memburu.

Tanpa disadari orang-orang ini, pupil mata Awan ternyata telah berubah menjadi keemasan. Hanya saja, karena Awan menunduk, tidak ada seorangpun di antara mereka yang menyadari perubahannya.

"Hehehe, ternyata kamu masih bisa bersuara. Baguslah, kami tidak akan menutupinya darimu, nak. Bagaimanapun, kamu akan segera mati."

Ujar si bos preman terkekeh, lalu kembali menambahkan, "Setelah selesai denganmu, kami akan mengincar dokter cantik itu."

"Iya, betul bos. Sudah tidak sabar rasanya bisa menikmati dokter cantik itu. Aku ingin membuatnya menjerit-jerit ketika aku menggagahinya nanti, hahaha."

Semua preman disana tertawa dengan ide mesum tersebut.

Emosi Awan makin meningkat, "Kalian berani menyentuh dokter Nisa, aku akan membunuh kalian semua." 

Suara Awan mulai serak dengan napas memburu.

Si bos preman sedikit terkejut melihat reaksi Awan. Ia tidak ingin membuang waktu lebih lama dan segera memerintahkan anak buahnya untuk segera menghabisi Awan. 

Pria yang berdiri paling dekat dengan Awan langsung melayangkan tinjunya dan bermaksud menghantam wajah Awan. 

Tap

Pria tersebut terkejut ketika tinju kanannya ditangkap sempurna oleh Awan. Belum hilang keterkejutannya, dengan Awan sedikit memutar tangannya, tangan kanan pria tersebut berputar dan berderak.

Krak.

Tidak lama, terdengar lolongan kesakitan si pria. Hanya sedetik, karena selanjutnya pukulan Awan berhasil mengirimnya terbang dan menghempaskannya ke salah satu sudut ruangan.

"Bangsat! Cari mati kau." Teriak pria lainnya.

Kali ini, suasana sudah jauh berubah. Tidak ada lagi Awan yang polos dan penakut seperti di awal tadi, begitu matanya berubah dan emosinya mengambil alih kendali tubuhnya.

Hanya dalam waktu singkat delapan orang berhasil dihempaskan terbang oleh Awan dan mereka semua berakhir dengan keadaan yang menggenaskan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status