Share

Bab 10

"Aku ...." Charles membuka mulutnya.

Yasmine langsung mengerutkan alis, seolah mengerti apa yang telah terjadi. Wajahnya yang ramah langsung berubah menjadi dingin. "Kalau Tuan Nicholas tidak berada di tempat, aku tidak akan ikut campur dalam masalah ini ...."

"Tadi Nicholas ada di sini, kok! Dia hanya kembali ke kampus untuk mengambil barang. Sebentar lagi dia akan kembali." Monica langsung tersadar, lalu berkata dengan terisak-isak, "Aku akan meneleponnya sekarang juga."

Yasmine mengangguk tanpa memedulikan terlalu banyak.

Monica buru-buru mengeluarkan ponselnya dan menelepon Nicholas.

Saat telepon baru tersambung, Nicholas langsung menolak panggilan tersebut.

Suara panggilan yang ditolak pun membuat Monica tercengang.

"Seharusnya dia sudah dalam perjalanan kembali. Aku akan meneleponnya lagi ...," Monica berkata sambil berusaha tersenyum. Dia merasa sangat menyesal, kalau tahu Nicholas mengenal orang sehebat ini, bagaimana mungkin dia mengusir Nicholas?

Monica telah menelepon beberapa kali, tapi Nicholas langsung menolak semua panggilan tersebut.

Saat ini Monica benar-benar sudah panik. Sherly mendekat dan berkata dengan cemas, "Kenapa Nicholas seperti ini? Sama sekali tidak tahu sopan santun ...."

"Menurutmu? Kalau bukan karena kalian yang terus menghinanya, bagaimana mungkin Nicholas akan mengabaikan kita?" Entah dari mana Charles menemukan keberanian, dia menoleh dan berteriak kepada Sherly.

Sherly ketakutan sampai menciut dan air mata pun mengalir dari matanya. Tadi Sherly dan Monica telah mengusir Nicholas, mereka bahkan tidak membayarkan upahnya. Bagaimana mungkin Nicholas masih mau meladeni mereka?

"Tut, tut, tut." Nicholas kembali menolak panggilannya.

Monica tahu bahwa Nicholas tidak mau meladeninya lagi.

"Kalau Tuan Nicholas tidak bisa dihubungi, aku pamit dulu. Silakan hubungi aku lagi saat Tuan Nicholas sudah bisa dihubungi," kata Yasmine sambil tersenyum sungkan.

Intinya, kalau Nicholas tidak ada, Yasmine tidak akan mengurus masalah ini. Dia menganggukkan kepala dan beranjak pergi.

Melihat Yasmine yang ingin pergi, Monica hanya bisa duduk dan menangis tersedu-sedu.

"Sebentar, biarkan aku meneleponnya," kata Charles sambil menatap Yasmine dengan tatapan memohon.

Yasmine ragu selama beberapa saat, keterpaksaan terpancar jelas dari matanya. "Baiklah, aku akan menunggu sebentar saja ...."

"Baik, baik!" Charles bergegas menjawab. Kemudian, dia membalikkan badan, lalu mengeluarkan ponsel dan menelepon Nicholas.

Begitu panggilan terhubung, Nicholas langsung menjawab panggilan Charles.

"Paman Charles, ada apa?" tanya Nicholas.

Saat melihat ekspresi Charles yang gembira, Monica langsung bangkit berdiri dan menatap Charles dengan sedih.

Ekspresi setiap orang berbeda-beda, tetapi yang paling terkejut adalah Yasmine. Setelah panggilan Charles dijawab, senyuman di wajah Yasmine berubah menjadi lebih hangat.

"Nicholas, itu ...." Hati Charles terasa berkecamuk. Dia tahu bahwa istri dan anaknya sudah kelewatan.

Namun, Charles tidak memiliki pilihan lain, dia hanya bisa memohon, "Nicholas, ada orang yang ingin menemuimu ...."

"Siapa?" tanya Nicholas.

"Beliau bernama Yasmine. Katanya diutus oleh Kantor Pengacara Prima ...," jawab Charles.

"Aku tidak kenal," kata Nicholas.

Monica agak kesal mendengar jawaban Nicholas. Mustahil Nicholas tidak mengenal Yasmine! Apa yang sebenarnya diinginkan Nicholas? Apakah dia benar-benar mengira dirinya hebat?

Begitu pikiran ini muncul di dalam benak, Monica ingin langsung memarahi Nicholas. Namun, Yasmine malah mendahuluinya. "Tuan Nicholas, Tuan Yona yang mengutusku datang. Ada beberapa hal yang harus aku bicarakan secara langsung dengan Anda. Aku berharap Anda bisa meluangkan sedikit waktu untuk datang ...." Yasmine bersikap sangat rendah hati. Raut wajahnya bahkan tidak terlihat kesal.

Monica tercengang dan tidak berani memercayai yang dilihatnya. Bagaimana bisa seorang pemuda miskin yang hanya bekerja sebagai pelayan restoran sampai dihormati seperti ini?

"Aku mandi dulu, kita bicarakan nanti," kata Nicholas, lalu langsung menutup panggilan tersebut.

"Baik." Meskipun panggilan sudah ditutup, Yasmine tetap menjawab dan memberikan hormat.

Raut wajah semua orang terlihat aneh, terutama Monica dan Sherly. Saat ini tidak ada kata-kata yang mampu menggambarkan suasana hati mereka.

Lancang, beraninya Nicholas bersikap seperti itu! Namun, anehnya pengacara yang bernama Yasmine ini sama sekali tidak marah.

"Sekarang, mari kita bereskan masalah ini!" Yasmine tersenyum sambil menoleh ke arah Ryan. "Tuan Ryan, dalam satu bulan ini Anda sudah melakukan pemerasan sebanyak 7 kali. Berdasarkan aturan negara, Anda akan dituntut ...."

"Siapa yang berani menuntutku?" Sesaat mendengar ucapan Yasmine, Ryan langsung marah dan memukul meja yang ada di depannya.

Yasmine hanya meliriknya dengan ekspresi datar. "Aku sudah melaporkan tindakanmu kepada pihak berwajib. Sebentar lagi akan ada polisi yang datang untuk menangkapmu."

"Kakak iparku adalah kepala Badan Pengawas Makanan!" kata Ryan dengan marah.

"Aku tidak mempunyai adik ipar sepertimu!" Seorang pria berusia 40 tahun tampak beranjak masuk. Dia mendengus dingin, lalu berkata kepada Yasmine, "Bu Yasmine, maafkan aku. Aku tidak menyangka akan terjadi hal seperti ini. Anda harus mengurus masalah ini dengan serius, jangan sampai sampah masyarakat yang meresahkan ini lepas. Aku, Rocky Wijaya, tidak akan mentoleransi tindakannya ...."

"Baik!" jawab Yasmine sambil tersenyum. Seperti yang dikatakan oleh Yasmin, masalah ini tidak sulit baginya.

Tidak berapa lama, suara sirine terdengar di luar. Kemudian, beberapa polisi masuk dan menangkap Ryan. Ryan panik dan langsung berteriak, "Kak Rocky, ada apa ini?"

Wajah Rocky sangat dingin, dia berlagak seperti tidak mengenal Ryan.

Meskipun Ryan terkenal dengan kekejamannya, dia tetap harus taat saat berhadapan dengan petugas kepolisian.

"Kak Rocky, tolong aku ...," teriak Ryan.

Rocky berpura-pura tidak melihat ataupun mendengarnya. Dia malah menghampiri Yasmine dan berjabat tangan. "Bu Yasmine, terima kasih atas bantuan Anda. Tanpa Anda, aku tidak tahu kalau salah satu anggota keluargaku melakukan perbuatan rendahan seperti itu ...."

"Jangan sungkan." Yasmine tersenyum.

"Aku akan mencari waktu untuk mengundang Anda makan malam bersama ...," kata Rocky sambil tersenyum.

"Oh, tidak perlu. Aku sangat sibuk." Yasmine langsung menolaknya.

Meskipun merasa canggung, Rocky tetap memaksakan diri untuk tersenyum. "Baiklah, aku tidak ingin mengganggu kesibukan Anda. Kalau begitu, aku pamit dulu. Oh iya, tolong sampaikan kepada Pak Yona, aku pasti akan membereskan masalah ini."

"Baik," jawab Yasmine sambil menganggukkan kepala.

Setelah Rocky pergi, Yasmine mengamati restoran ini dan mencari tempat yang bersih untuk duduk. Dia memang sangat sibuk. Setiap hari selalu ada masalah yang harus ditanganinya. Namun, dia rela menunggu Nicholas di sini.

Sherly tersenyum dan menghampiri Yasmine. "Nona, apakah Anda mau minum teh? Terima kasih atas bantuanmu ...."

"Tidak perlu. Tanpa perintah Tuan Nicholas, aku tidak akan ikut campur dalam masalah ini. Aku sedang menunggu Tuan Nicholas. Tenang saja, aku tidak akan mengganggu kalian terlalu lama." Yasmine terdiam sejenak, sepertinya dia sedang merenungkan sesuatu.

Kemudian, Yasmine menoleh ke arah Monica dan berkata, "Aku lihat, hubunganmu dan Tuan Nicholas tidak begitu baik?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status