Share

Gairah Cinta sang Pewaris
Gairah Cinta sang Pewaris
Penulis: LuciferAter

Bab 1 Kegilaan

“Urgh ….” Suara lenguhan terdengar dari sesosok gadis muda yang terduduk dari tempat tidurnya. Dentuman di kepala gadis tersebut membuatnya mengernyit selagi memperhatikan pemandangan sekeliling ruangan yang terlihat asing.

Tidak merasa familier dengan ruangan tempatnya berada membuat jantung gadis itu berdetak semakin cepat. Maniknya bergerak cepat ke arah lain dan berujung membesar di saat pandangannya bertemu dengan keberadaan seorang pria tak berbusana di sisinya. Bukan, bukan hanya sembarang pria, melainkan seorang pria dengan tubuh yang dihiasi otot indah dan menggoda.

Menyadari ada yang salah, gadis itu dengan cepat mengalihkan pandangan ke bawah.. ‘Sial!’ maki gadis itu dalam hati ketika menyadari bahwa dirinya juga tidak berbusana.

Di saat gadis itu masih bergelut dengan keterkejutannya, suara getaran menarik pandangannya pada nakas tempat ponselnya berada. Dia langsung meraih ponsel tersebut dan menemukan sejumlah panggilan tidak terjawab beserta pesan yang belum terbaca dari adiknya.

“Kak Evelyn, Kakak di mana?! Kakak harus pulang secepatnya, Papa sudah marah besar!” kurang-lebih itulah bunyi semua pesan dari sang adik, Risa.

Gadis Bernama Evelyn itu bergegas turun dari tempat tidur. Dia meraih gaun pestanya yang berada di lantai dan mengenakannya dengan cepat. Manik hitam segelap malam miliknya sesekali dilemparkan ke arah ranjang, tempat pria berparas rupawan tertidur dengan pulas. 

Memperhatikan sosok pria itu, perlahan ingatan bagaimana tubuh kekar tersebut mendominasi dirinya di malam yang lalu mulai kembali. 

Malam itu, ayah Evelyn—Reyhan Aditama—mengadakan perjamuan untuk merayakan ulang tahun perusahaannya yang ke sekian. Sebagai putri sulung dan juga penerus utama bisnis sang ayah, Evelyn tentunya patut hadir dan bertugas menjamu para tamu. Hanya saja, di tengah pesta Evelyn merasa ada yang aneh dengan dirinya.

“Kak, mending Kakak istirahat dulu deh. Itu wajahnya pucat banget loh,” celetuk Risa, anak kedua Reyhan dan adik satu-satunya Evelyn. Gadis itu menyelipkan sebuah kartu kamar hotel ke tangan sang kakak selagi menambahkan, “Ini kartu kamarnya, Kakak balik duluan aja.”

Walau berniat menolak karena tidak ingin meninggalkan tugasnya, tapi Evelyn berujung menerima tawaran sang adik. “Kamar 1001, 1001,” ulang Evelyn selagi mencoba untuk tetap fokus. Bulir-bulir keringat terlihat jelas menghiasi dahi gadis itu, dan pandangannya pun semakin lama semakin buram. Semua itu ditemani jantung Evelyn yang berdetak cepat dan napasnya yang semakin pendek.

Ketika samar-samar melihat nomor kamar yang dia cari, Evelyn menempelkan kartu pada pemindai di bawah pegangan pintu. Namun, alih-alih mendengar suara mesin terbuka, pintu tersebut malah terdorong dengan mudah. ‘Kok kebuka?’ batin Evelyn. Namun, tidak sabar untuk segera membaringkan tubuhnya di tempat tidur, Evelyn hanya menganggap hal tersebut sebagai kelalaian sang adik dan melenggang masuk ke dalam kamar.

Di dalam kamar, tubuh Evelyn semakin lama menjadi semakin panas. Tak hanya itu, kegelisahan yang tadi dia rasakan tidak kunjung menghilang dan malah membuat napasnya sedikit sesak. Mengira gaunnya terlalu ketat, Evelyn pun melepaskan gaun merah yang menyelimuti tubuh rampingnya, menyisakan pakaian dalam berwarna hitam yang kontras dengan kulit putihnya. 

Tak sampai sepersekian detik, Evelyn pun membanting tubuh setengah telanjangnya ke atas kasur. ‘Akhir—!' Baru saja punggung Evelyn menabrak kasur, sesuatu mencengkeram kedua tangannya erat. “Ah!” Dalam hitungan detik, kedua tangan Evelyn telah berada di atas kepala.

“Jalang kecil …,” ujar suara dalam milik pria yang sekarang berada di atas tubuh Evelyn. Bau alkohol pekat menyelimuti pria tersebut, pertanda dia tidak dalam kesadaran penuh. “Siapa … siapa yang mengirimmu?” tanyanya dengan nada mengintimidasi.

Ketika seharusnya merasa terancam, mata sebiru lautan juga tubuh kekar menggoda yang terpampang di hadapannya membuat sesuatu dalam tubuh Evelyn berdesir. Ingin gadis itu meminta sang pria asing melepaskannya, menjelaskan alasan bagaimana pria tersebut bisa berada di kamar ini. Namun, di sisi lain, cengkeraman tangan pria itu membuat kulit Evelyn tergelitik dan ingin meminta lebih, terlebih ketika lekukan otot pada tubuh setengah telanjang pria itu seakan mengundang untuk disentuh.

“Lepas!” seru Evelyn, berusaha untuk melawan akal sehatnya yang membuyar. Usaha Evelyn untuk melepaskan diri membuat gadis itu menggeliat, tanpa sengaja menyentuh sesuatu yang membangkitkan gairah sang pria.

“Hah ….” Lenguhan tertahan sang pria membuat inti tubuh Evelyn terbakar gairah. Entah setan apa yang merasukinya, tapi Evelyn langsung menarik pria itu ke dalam sebuah ciuman.

Terkejut, pria asing itu sempat terbelalak, bahkan berniat mendorong Evelyn menjauh. Namun, pagutan menggemaskan pada bibirnya menguak hasrat yang sedari tadi telah dia tahan. Tak lagi mampu menahan nafsu, pria itu pun membalas ciuman Evelyn dengan panas. Kedua tubuh itu bergulir dengan liar di atas tempat tidur, seakan berusaha menerkam satu sama lain. 

Ketika bibir mereka terpisah, ciuman sang pria bermata biru berpindah pada leher Evelyn, membuat gadis itu mendesah hebat. “Hah ….” Roh jahat dalam diri Evelyn pun kembali beraksi, membuatnya menarik tangan sang pria untuk menyentuh tubuhnya. “Sentuh aku …,” racaunya dengan nada melantun.

Mata tajam sang pria terarah kepada wajah Evelyn yang kentara menginginkan lebih. Sesuai permintaan, tangannya pun menggerayangi inti tubuh Evelyn, membuat gadis itu mengerang dan mendesah penuh kenikmatan.

Menyambut desahan Evelyn, pria itu menunduk, melumat bibir ranum gadis itu. Tangan kanan sang pria menekan tubuh gadis itu mendekat, mempertemukan hasrat yang mengalir di antara keduanya. Tak lupa juga tangan kiri kekarnya menekan kepala Evelyn, memperdalam ciuman panas yang berlanjut tanpa henti.

Aku ingin lebih!’ teriak Evelyn dalam hati, tak lagi mampu menahan gairah yang sempat terbendung.

Dengan lincah, kaki Evelyn melilit pinggang sang pria. Kemudian, tangan gadis tersebut mendorong tempat tidur, mengerahkan tenaga untuk membalikkan posisinya yang berada di bawah menjadi terduduk di atas tubuh sang pria. 

Mata Evelyn menggerayangi lawan mainnya. Jari-jari gadis itu menyisir rambut hitam legam sang pria, lalu turun menyusuri hidung tinggi dan bibir tipis pria tersebut. 

Evelyn menjilat bibirnya, merasakan sisa alkohol yang berpindah dari bibir sang pria padanya. Jari-jari lentik gadis itu lanjut menyusuri dada sang pria, terus turun ke bawah, sampai akhirnya dia mencengkeram pinggir celana pria tersebut.

Mata hitam Evelyn diselimuti oleh kabut nafsu, dan bibirnya pun mengutarakan, “Puaskan aku.”

Tidak perlu orang cerdas untuk mengetahui apa yang terjadi setelah itu. Yang jelas sekarang setelah dirinya terbangun dari kegilaan, Evelyn sadar dia telah mengacau. Kesucian yang telah dia jaga selama ini hilang begitu saja di tangan seorang pria asing yang tidak dia kenal. Tak hanya itu, dia sendiri yang menyerahkannya!

Ketika dia meraih ponselnya yang berada di nakas, Evelyn membeku di tempat. Fokus gadis itu sepenuhnya mendarat pada dua kartu hotel yang tergeletak di atas nakas.

1010 dan … 1001?’ 

Memikirkan kemungkinan terburuk, Evelyn meraih kartu kamar 1001 dan dengan cepat berlari keluar. Dia pun berdiri di hadapan pintu kamar bagian luar untuk menatap ukiran di atasnya. 

‘1010?’ Tubuh Evelyn bergetar hebat, menyadari bahwa dirinya kali ini sungguh tertimpa sial. ‘Bagaimana mungkin aku salah kamar?!

LuciferAter

Halo, guys. Selamat datang di karya pertama LuciferAter di GoodNovel! Semoga kalian suka, ya

| 26
Komen (24)
goodnovel comment avatar
Nirwana Waton
sama2 mabuk tapi begitu menikmati
goodnovel comment avatar
Nora Millu
bagus,kayanya seru ni
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
kaya nya minuman Evelin ada yg kasi obat perangsang itu kaya nya ade nya Evelin yg ngasi karena adik nya juga seneng sama Andre ..Evelin d jebak ..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status