Share

Bab 6 Pertemuan

Pria ini!

Melihat pria di hadapannya, Evelyn tak mampu melanjutkan ucapannya. Bukan hanya karena pandangan sang pria yang mengintimidasi, tapi juga karena keberadaan permata biru terang yang begitu dia kenali. 

“Tidak masalah,” balas Adam dengan suara rendah yang menggelitik telinga, tidak menunggu Evelyn menyelesaikan ucapannya.

Suara dalam milik Adam membuat darah dalam tubuh Evelyn berdesir. Walau telah lama berusaha melupakan malam itu, tapi ingatan Evelyn menghantui dirinya. Tubuh wanita itu dengan jelas mengingat jejak yang telah ditinggalkan pria di hadapannya tersebut.

Delapan tahun sudah berlalu, tapi sedikit pun tidak pernah Evelyn lupakan perihal penampilan pria di hadapannya ini. Mata biru terang itu, bibir tipisnya, juga lekukan otot pada tubuh yang satu malam itu pernah menguasai dirinya.

Bibir Evelyn terbuka mengucapkan sebuah kata, “Kamu—"

“Pak Adam, kita harus segera pergi,” sebuah suara lain menghentikan Evelyn dan mengalihkan pandangan Adam.

“Julian, aku sedang—"

Tersadar akan kegilaan yang hampir saja dia lakukan, Evelyn pun tidak menunggu Adam dan berkata, “Sekali lagi, saya minta maaf. Permisi.” Dia pun berbalik dan bergegas pergi.

Melihat betapa tergesa-gesanya wanita itu, Adam sedikit terkejut. Namun, dengan cepat dia mengalihkan pandangan seraya berkata, “Kita pergi.”

***

“Masih sakit, Sayang?” tanya Evelyn kepada Lili yang terduduk di sofa, gadis itu hanya mengangguk kecil. “Makanya, lain kali kamu harus lebih hati-hati waktu main,” tegur Evelyn seraya terus meniup lutut putri kecilnya yang baru saja diobati.

Di sebelah Lili, Liam terlihat sedang menggenggam tangan adiknya. “Liam yang salah, Ma. Liam yang ajak main Lili. Mama jangan marahin Lili, marahin Liam aja.”

Selesai menutup luka Lili dengan perban, Evelyn tersenyum lembut. “Mama tidak marah, Liam. Mama cuma mau kalian lebih hati-hati lain kali agar tidak terluka lagi seperti ini,” tegas Evelyn. “Kalau kalian sakit, nanti Mama sedih. Paham, ‘kan?” tanya wanita itu seraya mengusap kepala kedua anaknya dengan lembut.

“Paham, Ma,” balas keduanya secara serempak.

“Ya sudah, sekarang kalian nonton dulu di sini, ya. Mama beres-beres dulu sebelum kita pergi beli es krim.”

Mendengar kata “es krim”, mata Lili yang tadi sendu kembali berbinar. “Es krim!” teriak gadis itu membuat Evelyn terkekeh.

Sekarang, Evelyn telah berada di apartemennya di tengah kota. Sebuah apartemen yang dia beli dengan uang dari hasil kerjanya di luar negeri, bukan dari keluarga Aditama. 

Walau kembali ke Nusantara, tapi Evelyn tidak menghubungi keluarganya sedikit pun. Delapan tahun dia dibuang ke luar negeri tanpa kontak dengan sang ayah maupun adik, hanya media dan orang lain yang menjadi sumber pengetahuannya perihal kabar keduanya. Sekarang, dia pun lebih memilih untuk tidak mengontak keluarga Aditama lagi.

Ketika sedang membereskan pakaiannya, benak Evelyn kembali ke saat dirinya bertemu kembali dengan pria bermata biru itu. ‘Semua karena malam itu,’ batin wanita itu. ‘Andai tidak ada dirinya, maka … mungkin aku tidak akan berada dalam posisi ini.

Kehidupan Evelyn di luar negeri tidaklah mudah, terlebih karena dirinya tengah mengandung tanpa suami yang mendampinginya. Tak hanya itu, selain bantuan dana di awal dari sang ayah, sejak pernikahan Risa dan Andre, tidak ada lagi bantuan dari Reyhan untuk Evelyn yang telah dianggap putri tak berguna. Kalau bukan karena kemampuan dan tekadnya, mungkin saja dia tidak akan bisa bertahan sampai saat ini.

Mengingat masa-masa di Calpa, pandangan Evelyn sedikit menggelap. Namun, dia dengan cepat mengalihkan pikirannya sendiri.

Bertemu dengan Adam menguak semua kenangan pahit akibat kecelakaan di malam itu, dan hal tersebut membuat hati Evelyn gusar. ‘Apa kembali ke Nusantara merupakan keputusan yang salah?’ batinnya.

Tiba-tiba, suara dering ponsel bisa terdengar. Evelyn meraih ponselnya di atas ranjang dan menjawab, “Halo?”

Dari ujung panggilan yang lain, sebuah suara terdengar berkata, “Evelyn, ini Anita. Kamu sudah sampai di apartemen, bukan?”

Mendengar suara teman sekaligus mantan bosnya di luar negeri itu, Evelyn pun tersenyum. “Hai! Sudah, sesuai jadwal. Ada apa?”

“Aku hanya ingin memberi tahu bahwa besok kamu bisa langsung ke alamat yang baru saja aku kirim untuk wawancara.” Anita melanjutkan dengan nada semangat, “Tadi temanku memberikan info. Karena besok memang ada jadwal interview besar di kantornya, jadi dia menginginkanmu untuk sekalian datang agar tidak ada rumor dirimu masuk karena koneksi. Dari cara bicaranya, dia jujur tertarik dengan kemampuanmu."

Berita tersebut membuat Evelyn sedikit terkejut, dia pun tersenyum. “Sungguh?” Dia mengangguk-angguk mendengar arahan Anita perihal wawancara kerja besok. Sembari membaca alamat yang dikirimkan temannya itu, Evelyn berujar, “Kantornya ada di jalan Kota Selatan? Oke, aku mengerti. Thank you, Anita!” ucapnya dengan ekspresi lembut seraya kemudian mematikan panggilan.

Mendadak, pintu kamar Evelyn terbuka, menunjukkan dua wajah mungil dengan mata berbinar. “Mama, masih lama? Lili mau es krim,” ujar Lili dengan suara kecil, khawatir membuat sang ibu kesal.

Melihat kedua putra-putrinya, Evelyn langsung berkata dengan nada bersalah, “Maaf, Sayang. Sudah nunggu lama, ya? Sebentar.” Dia pun memasukkan setumpuk pakaian ke dalam lemari. “Kita pergi sekarang, ya.” 

Evelyn memakaikan sepatu untuk Lili, dan Liam memakai sepatunya sendiri, begitu mandiri. Selesai itu, wanita tersebut menggandeng Liam dan Lili untuk keluar dari apartemen. 

Dengan pandangan terarah ke kedua anaknya, Evelyn membatin, ‘Kamu harus kuat, Evelyn, terutama demi Liam dan Lili, kamu harus bertahan.’ Dia mengangkat pandangannya ke depan. ‘Lagi pula, kamu tidak akan bertemu dengannya lagi, bukan?

LuciferAter

Mbak Evelyn yakin banget yak nggak ketemu lagi sama si Adam? Menurut kalian, mereka bakalan ketemu lagi nggak guys? (Pertanyaan agak-agak geblek sih, yak ini)

| 5
Komen (15)
goodnovel comment avatar
Nora Millu
nyimak dulu
goodnovel comment avatar
Alex Sudjudi
iyah, rada² gimana gitu...
goodnovel comment avatar
Devi Shb Natalia
Pasti ketemu...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status