Share

Part 8

"Mas Aksan ... Tapi ...."

 

Bunyi bel membuyarkan pikiran Nilam yang sedang menelisik foto itu, ia segera menyimpan foto itu di saku bajunya. Dan bergegas keluar tapi tiba-tiba langkahnya tertahan ketika telinganya mendengar kembali rintihan yang pernah ia dengar saat di luar.

 

Nilam berada pada persimpangan antara mencari keberadaan suara itu yang sudah jelas berada di balik rak buku yang bisa jadi pintu itu atau segera membuka pintu karena itu pasti Sesil dan tukang pasang cctv. 

 

Akhirnya Nilam memutuskan untuk segera membuka pintu, khawatir Bi Jum sudah keburu pulang sebelum cctv terpasang. Benar saja, di luar sudah berdiri Sesil dan dua lelaki dengan membawa perkakas yang diperlukan untuk pemasangan cctv.

 

"Jadi kamu mau pasang di mana saja?" tanya Sesil.

 

"Di ruang kerja Mas Aksan, di luar, taman belakang dan di ruang tengah yang bisa mengambil gambar ke ruang keluarga dan ruang makan." 

 

Nilam menyebutkan sudut-sudut yang akan dipasang kamera cctv dengan model kamer kecil sebagai alat untuk Nilam menyelidiki hal yang ada dalam pikirannya itu.

 

Dengan segera Sesil meminta pekerja itu melakukan tugasny, menunggu mereka bekerja Sesil dan Nilam mengobrol di meja makan.

 

"Bi Jum gak ada?" 

 

"Aku suruh dia cari strawbery, kalau ada dia gawatlah. Ancur semua rencanaku," ujar Nilam.

 

"Eh, emang di mana kamu suka denger suara itu?"

 

"Kalau dari luar itu kayak dinding ruang kerja suamiku, tapi ternyata aku pernah mergokin Bi Jum keluar dari sebuah ruangan yang pintunya bisa jadi rak buku. Pokoknya Aksan memang seperti sengaja menyembunyikan hal itu."

 

"Maksud kamu ada ruangan lain di dalam ruang kerja suami kamu?" 

 

"Yups, dan aku gak tahu cara bukanya. Makanya aku mau nanti pasang cctv mengarah kesudut sana, biar aku tahu bagaimana cara Mas Aksan dan Bi Jum membuka pintu itu."

 

"Emang kamu sebelum nikah gak jeli apa soal Aksan?" 

 

Seketika Nilam terdiam, seakan mengerti maksud ucapan Sesil kemana. Dia pun menyadari hal itu apalagi saat ia ingat tentang foto yang dia temukan tadi seharusnya dia tahu tentang semua itu sebelum memutuskan menerima perjodohan ini. 

 

"Apa mungkin Aksan menyembunyikan perempuan lain di dalam sana?" tanya Sesil.

 

"Memang perempuan, suaranya itu suara perempuan cuma aku gak tahu itu perempuan siapa? Dan yang makin aku kaget, Mama Indri juga tahu soal perempuan itu."

 

"What? Mama Indri? Ibu asuhnya Aksan?" 

 

"Iya, dan lebih parahnya Mama Indri itu minta Bi Jum buat membuat perempuan itu mati dengan bayaran yang fantastis."

 

Mata Sesil terbelalak, mulutnya membulat sempurna. Ia pikir hal itu hanya ada dalam cerita belaka nyatanya dalam kehidupan ini pun hal itu bisa terjadi. 

 

"Gimana aku gak stres, tiap pagi suami aku itu gak pernah absen masuk ruang kerjanya dengan alasan memastikan persiapan pekerjaannya selesai dan yang baru aku sadari itu tiap pagi Bi Jum bawa sepiring makanan ke belakang, awalnya aku pikir buat dia tapi ternyata entahlah mungkin ada jalan lain juga dari belakang yang nembus ke ruangan itu. Ah, pokoknya aku stres deh," ujar Nilam memegang kepalanya yang terasa berat.

 

Sesil mengusap punggung sahabatnya itu, dia mengerti perasaannya saat ini. Andai dia ada di posisi itu pun tentu akan merasakan hal yang sama. Tinggal bersama suami dan pembantu yang menyembunyikan sesuatu darinya.

 

"Kamu sudah periksa di belakang siapa tahu ada yang mencurigakan?" 

 

"Belum, karena pinggir ruang kerja Mas Aksan itu kamar tidur Bi Jum. Aku gak mungkin dong masuk kamar tidur Bi Jum."

 

"Oke fix, ini memang ada yang gak beres." 

 

Sesil tiba-tiba menggebu dengan gebrakan meja yang ia lakukan membuat Nilam terkejut.

 

"Bisa jadi ada pintu di kamar Bi Jum yang nembus ke ruangan itu."

 

"Tapi kenapa saat itu Bi Jum keluar dari ruang kerja suamiku?" 

 

"Ah, iya juga."

 

Sesil kembali termenung, kedua terdiam. Ini benar-benar misteri yang harus Nilam pecahkan, semua tampak biasa saja tapi penuh tanya dan bikin curiga. 

 

Setelah kurang lebih satu jam, pemasangan selesai dan kemudian mereka berpindah ke ruang tamu, lalu Nilam mendapat penjelasan cara pemantauan kamera melalui ponsel. Nilam memperhatikan dengan seksama, dia merasa puas dengan cara kerja mereka memang tak salah ayah Sesil sukses bisnis di bidang ini, karena sudah begitu profesional dan luar biasa.

 

Bi Jum datang dan dia terkejut ada tamu di rumah majikannya itu. 

 

"Ada bi?" tanya Nilam.

 

"Ada non, bibi cari sampai ketemu khawatir Non Nilam lagi ngidam." 

 

"MashaAllah, makasih ya bi. Simpan di lemari es aja, kebetulan ini ada rekan bisnis saya dan Sesil, bi." 

 

"Hay, Bi Jum. Ikut meeting di sini ya." 

 

"Iya Non Sesil silahkan, ini kan bukan rumah bibi. Bibi permisi," pamit Bi Jum.

 

Setelah dipersilahkan Bi Jum pun melangkahkan kaki ke dapur tapi matanya sesekali memandang ke arah ruang tamu, Bi Jum seperti menyimpan rasa curiga dengan keberadaan dua orang lelaki itu. 

 

Tugas Bi Jum adalah melaporkan apapun yang membuatnya terasa janggal, seperti saat itu dia langsung mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Aksan memberitahu bahwa di rumah ada tamu yang menemui Nilam. Setelah mengirim pesan, Bi Jum membereskan belanjaannya. 

***

Nilam terus mengawasi setiap sudut rumah melalui ponsel khusus yang dia punya untuk mengetahui aktifitas yang dilakukan Bi Jum, di atas ranjang Nilam mengamati sekitar rumahnya tak ada yang aneh dan semua tampak biasa saja. 

 

Sampai akhirnya Nilam melihat Bi Jum masuk ke ruang kerja Aksan, lalu mendekati foto pernikahan Nilam dan Aksan, seperti menekan sesuatu dan terbukalah pintu itu, pintu yang berfungsi sebagai rak buku, Bi Jum tampak menoleh kembali ke kiri dan ke kanan lalu masuk dan pintu tertutup kembali.

 

Hingga tak berkedip Nilam melihat hal itu, satu langkah mulai terbongkar. Memang ada ruangan di dalam ruang kerja Mas Aksan, Nilam benar-benar dibuat terperangah dengan tingkah Bi Jum.

 

Bunyi ponselnya membuyarkan pikiran Nilam, ia segera melihat isi pesan yang dikirim Aksan untuknya. Dari sekian banyak pesan yang sudah dia abaikan pesan yang dia kirim siang itu membuatnya emosi.

 

[Siapa yang mengunjungimu?]

 

"Bi Jum," gumam Nilam.

 

Bergegas Nilam keluar kamar dan mencari Bi Jum, Nilam hendak langsung menuju ruangan itu. Tapi dia mengurungkan niatnya, jika langsung menghampiri Bi Jum di sana maka semua akam terbongkar begitu saja, Bi Jum tak tahu kalau di rumah ini sudah ada cctv.

 

Akhirnya Nilam berteriak-teriak memanggil Bi Jum, tak lama Bi Jum keluar dari belakang. Ah, jelas saja Nilam kembali curiga bukan kah jadi jelas dia melihat Bi Jum masuk ruangan yang ada di dalam ruang kerja suaminya. 

 

"Ada apa Non?" 

 

"Maksud bibi apa laporan segala sama Mas Aksan ada tamu padaku?" tekan Nilam.

 

Bi Jum terdiam, dia menunduk tak berani memandang wajah Nilam.

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Luqman Salman
knp mesti bayar segala sih kirain langsung bisa baca terus,.... kan udah berkurang sendiri kuotanya
goodnovel comment avatar
Nizam Nilam
penasaran sama kelanjutan y
goodnovel comment avatar
Dedi
Seru, menyenangkan.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status