Share

Kerja Untuk Persalinan

Dengan sigap Andi menangkap Maya untuk pertama kalinya ia khawatir luar biasa pada wanita itu.

Sedangkan Maya yang merasa tidak sakit langsung membuka matanya.

Alhasil Maya hampir saja melompat melihat wajah Andi sangat dekat dengannya.

"Kamu bisa hati-hati nggak nanti kalo kamu jatuh gimana?" tanya Andi dengan tegas.

Maya hanya menyunggingkan senyum lalu menatap mata elang suaminya itu.

"Kenapa gak di biarin jatuh aja sih Mas?" tanya Maya dengan santainya membuat rahang Andi mengeras.

"Kenapa? Mas takut aku dan bayi ini kenapa-kenapa atau kesakitan.

 Padahal tanpa Mas sadari rasa sakit yang sudah Mas berikan itu tidak akan ada apa-apanya dengan rasa sakit jika aku jatuh dari tangga.

Mungkin aku akan pendarahan atau segala macam tapi itu cuma dalam beberapa waktu kemudian sembuh lagi.

Sedangkan hatiku yang sudah terlanjur sakit ntah kapan akan bisa sembuh." terang Maya lalu membuang pandangannya. 

Lagi-lagi Andi hanya bisa mematung mendengar ucapan istrinya tersebut.

"Bisa gak pembahasannya jangan si situ-situ aja." kesal Andi yang di balas anggukan oleh Maya.

"Baik Mas silahkan keluar." usir Maya lalu melanjutkan pekerjaannya.

"Kamu jangan egois May." sambung Andi yang masih setia di posisi awalnya.

"Egois? Apa kamu bilang Mas? Aku egois? Dimana letak keegoisanku? 

Aku hanya ingin tau kenapa selama ini kamu seolah-olah menjadikanku tawanan yang hanya boleh di rumah saja? Apa itu egois namanya? 

Lalu bagaimana dengan kamu yang sudah berhubungan dengan perempuan lain tanpa sepengetahuanku, apa itu tidak egois?" cecar Maya kali ini air matanya benar-benar tidak bisa di bendung.

Andi kaget melihat Maya menangis bukan ini yang dia inginkan.

"Kalo kamu benar merasa aku egois lepaskan aku Mas dan pergi bersama wanitamu itu. 

Setidaknya dengan melepaskanku kamu akan bebas dan aku bisa mencari kehidupanku dan anakku ini." tegas Maya diikuti dadanya yang terlihat naik turun menahan amarah.

"Cukup May! Di dalam perutmu ada anakku." jawab Andi berusaha untuk tidak marah.

"Salah, ini bukan keinginanmu. Andai saja malam itu kamu tidak terjebak dengan obat perangsang yang di kasih orang tuamu.

Aku yakin sampai sekarang kamu tidak akan pernah menyentuhku. 

Kamu ingat Mas, saat aku bilang aku terlambat datang bulan kamu jawab apa? 

Kamu cuma bilang bukan urusanku semua itu terekam jelas di memoriku Mas.

Cukup sudah aku menuruti kemauanmu yang selalu menganggapku sampah.

Sekarang kesabaranku sudah habis Mas jika dalam dua bulan ini kamu terus membuatku sakit hati.

Maaf aku akan pergi jauh dari kehidupanmu." tegas Maya panjang lebar tanpa rasa takut sedikitpun. 

Andi yang mendengar itu langsung membuang pandangannya.

"Istirahat gak usah banyak rencana." ucap Andi lalu ia keluar meninggalkan Maya di gudang.

Begitu Andi pergi air mata Maya kembali luruh dengan satu tangannya mengusap lembut perut besarnya.

"Sabar ya sayang Bunda akan terus jaga kamu yang kuat ya." gumam Maya tanpa ia sadari Andi masih mendengar ucapannya dari balik pintu.

Ntah kenapa dadanya terasa sesak mendengar ucapan yang lembut itu.

***

Keesokan harinya

Maya sedang bersiap-siap untuk bekerja karena sepanjang malam ia curhat kepada Wini sahabat lamanya yang kebetulan sedang bekerja di rumah makan.

"Hari ini Bunda akan kerja di rumah makan pasti anak Bunda ini bakal kecapean juga nanti.

Maafin Bunda ya sayang." gumam Maya sambil mengusap perutnya.

Ia melihat jam tangannya menunjuk pukul 8.30.

Tanpa membuang waktu Maya langsung berangkat ke rumah makan yang di katakan Wini.

15 menit perjalanan, akhirnya Maya sampai di rumah makan tersebut dengan semangatnya ia masuk ke dalam restoran.

"Maya!" pekik Wini membuat Maya langsung menoleh lalu tersenyum melihat Wini berlari ke arahnya.

"Apa kabar?" tanya Wini sambil memeluk Maya.

"Aku baik-baik aja Win maaf ya ngerepotin kamu." jawab Maya yang dibalas gelengan oleh Wini.

"Nggak dong May intinya kalo kamu mau pergi dari rumah suamimu datang ke kosanku ya.

Kita muat kok di situ dan aku akan mengurus lahiranmu juga buat apa pertahanin suami gak punya perasaan seperti itu." sanggah Wini membuat Mata Maya mulai berkaca-kaca.

"Makasih Win maafin aku ya bakal banyak ngerepotin kamu." lirih Maya.

Wini memang tidak pernah tega melihat jika Maya menangis terakhir ia melihat Maya menangis saat bercerita tentang masa lalunya dan sekarang untuk yang kedua kalinya.

"Udah ih May masa pagi-pagi mewek sih selow kita berdua keluarga. 

Ponakanku kapan keluar ini." lanjut Wini sambil mengusap perut Maya.

"Dua bulan lagi Win makanya aku mau kerja untuk biaya bersalin nggak ada gunanya lagi mengharapkan Mas Andi." terang Maya yang dibalas anggukan oleh Wini.

"Santai, ntar aku bantu biaya bersalin kamu akukan orang kaya hahah." jawab Wini dengan pedenya membuat Maya tertawa.

"Kaya kok ngekos." sindir Maya.

"Kan aku lagi merendah nggak boleh pamer." lanjut Wini tidak mau kalah.

"Okelah ... ayo kita kerja arahain aku ya." ajak Maya yang dibalas anggukan oleh Wini.

***

Hari menunjukkan pukul 1 siang waktunya restoran ramai karena jam istirahat kerja kantoran.

"May kalo siang gini restoran rame banget aku minta tolong kamu ikut nyatat pesanan pelanggan ya.

Nanti kalo udah sepi kamu boleh di belakang aja nyuci piring." pinta Wini.

"Oke bos siap." jawab Maya lalu ia mengambil pulpen dengan kertas lalu berjalan ke depan.

"Disana dulu kali ya rame banget satu meja." gumam Maya lalu ia berjalan menuju meja yang ramai.

"Permisi Pak, Bu boleh saya catat pesanannya." ucap Maya sopan.

Semuanya menyahut kecuali satu pria yang sedang menelepon sambil menghadap ke bawah.

"Maaf Pak, bapak yang pesan apa?" tanya Maya saat semua pesanan sudah ia tulis. 

Pria itu langsung mendongak detik kemudian pandangan keduanya langsung beradu.

Deg!

'Maya.' ucap Andi dalam hati begitupun dengan Maya.

"Maaf Pak pesanannya apa?" ulang Maya menghilangkan rasa canggungnya.

"Eh, sa--saya pesan Ayam geprek aja." jawab Andi gugup.

Setelah selesai menulis semua pesanan Maya langsung buru-buru ke dapur.

Karena terlalu buru-buru Maya tidak memperhatikan jalannya alhasil tidak sengaja kakinya tersangkut di meja orang lain.

Bruk!

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sarti Patimuan
Semangat Maya demi anakmu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status