Share

Bab 10

Aku berjalan menunduk seraya memikirkan detik-detik menengangkan tadi dan semua prasangka ketika tiba-tiba aku menubruk tubuh seseorang.

Bruk!

“M--Maaf.”

“Ehm, yang habis dilamar, ngelamunnya sampai segitunya!”

Deg!

Suara itu?

Aku lekas mendongak dan benar saja seraut wajah yang kuharapkan tak pernah tahu semua kejadian inilah yang sudah berdiri di depanku. Lingga Bardion, apakah dia melihat juga semua yang tadi terjadi di lobi hotel ini? Ya Tuhaaan? Kenapa jadi serumit ini, sih?

“K--kamu d--dari tadi?” Terbata aku bertanya padanya.

“Enggak, tapi aku tahu semuanya! Selamat, ya!” Dia mengulurkan tangan ke arahku. Senyum itu masih sama, senyuman tujuh tahun lalu yang membuat aku kangen siang malam. Namun kok hati jadi terasa pedih, ya. Diucapin selamat sama seseorang yang belum pergi sepenuhnya dari relung hati yang paling dalam.

Aku menunduk, mencoba menetralkan debar dalam dada yang tak menentu. Lalu kuangkat lagi kepala dan menatap ke arahnya.

“Selamat untuk apa, sih?” tanyak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
X-Mas 9209
kayaknya Pak Guru ngelamar bukan buat dirinya tapi buat Dion
goodnovel comment avatar
Rahma Wati
iiiiih kepedean banget lu jadi oghang.........
goodnovel comment avatar
IL Makiya
iiiihh cepetan ..itu pasti pengghargaan untuk ayu iy kn
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status