Semua Bab Pernikahan Raja Vampire (Indonesia): Bab 1 - Bab 10
304 Bab
Bab 1 Orang Asing
Pagi yang cerah dimana arunika telah menampakan dirinya dengan baik. Seperti biasa hari- hariku tidak ada yang istimewa atau bahkan ada orang yang membutuhkanku. Aku tinggal di apartemen seorang diri, apartemen yang kudapat dari pemberian ibuku. Kegiatanku sehari- hari hanyalah pergi ke kampus dan belajar dengan baik. Seperti hari ini, aku mempersiapkan diriku untuk pergi ke kampus. Tidak perlu buru- buru, jarak dari apartemen ini ke kampus tak jauh sehingga aku dengan leluasa mengatur waktuku. Disisi lain, aku juga seorang penulis. Ya walaupun bukan penulis terkenal. Aku hanya penulis biasa yang tidak banyak dikenal orang, aku telah menyelesaikan sebuah buku. Sebuah buku novel tentang kehidupan raja vampir dengan ending bahagia. Ya raja vampir yang telah mendapatkan tahtanya, ia ditakuti oleh semua orang dan selalu menjadi misterius dalam dunia ini.
Baca selengkapnya
Bab 2 Terjebak di Lift
Suasana mencengkam mulai kurasakan, aku berlari penuh ketakutan dan tak pernah kusangka akan menjadi begini. Lift untuk segera tiba di lantai atas menuju kamarku yang sering digunakan pun mendadak macet. Aku terkurung dalam lift ini, dan tak seorangpun dapat mendengar teriakkanku ini. Aku benar- benar merasakan dalam situasi yang berbeda. “Aaaa....tolong aku! Siapa saja tolong aku!” teriakku minta tolong sambil memukul- mukul pintu lift hingga aku kelelahan. Tenagaku telah habis hanya untuk di buang- buang. Aku sudah yakin tidak akan ada yang menolong itu, ya itu bukan karena aku terlalu merendahkan diri atau putus asa. Tetapi sejak aku berlari masuk ke gedung apartemen, memanglah tidak ada siapa- siapa. Tempat ini sepi seperti tidak biasanya, seharusnya di jam seperti ini ada banyak orang yang berkeliaran masuk dan keluar apartemen. Tetapi kini, itu sangat berbeda. Aku semakin merasakan ada sesuatu yang
Baca selengkapnya
Bab 3 Orang Asing yang Menolong
Perbincangan itu terdengar sangat menakutkan, dan aku pun berpikir keperawananku tak akan lama lagi akan di renggut di apartemen ini. Aku semakin sangat sedih, dan tidak tahu harus bagaimana. Tapi terus saja pria ini mengulurkan tangannya padaku, entah apa maksudnya tetapi ia tidak pernah menarik tangannya kembali. “Aku...aku harus bagaimana? Ikut dengannya atau aku akan mati bersama mereka?” ucapku berpikir. Aku benar- benar terjebak. Di sini ada vampir dan di luar ada pria mesum. Aku pun mengepalkan tanganku dan menggapai tangan pria itu. Aku segera berdiri dengan bantuannya. Pria itu tersenyum, dan ia tak bicara sepatah kata pun padaku. Tidak disangka olehku, pria ini memeluk erat diriku. Aku tak bisa bergerak dalam pelukannya, pelukannya sangat kuat padaku. Bergerak saja, aku tidak bisa. Ia seperti tidak akan melepaskan diriku. Dalam pelukan erat ini, aku sendiri pun dapat merasakan detak jantungku ya
Baca selengkapnya
Bab 4 Pria Keren dan Tempat Aneh
Perbincangan itu terdengar sangat menakutkan, dan aku pun berpikir keperawananku tak akan lama lagi akan di renggut di apartemen ini. Aku semakin sangat sedih, dan tidak tahu harus bagaimana. Tapi terus saja pria ini mengulurkan tangannya padaku, entah apa maksudnya tetapi ia tidak pernah menarik tangannya kembali. “Aku...aku harus bagaimana? Ikut dengannya atau aku akan mati bersama mereka?” ucapku berpikir. Aku benar- benar terjebak. Di sini ada vampir dan di luar ada pria mesum. Aku pun mengepalkan tanganku dan menggapai tangan pria itu. Aku segera berdiri dengan bantuannya. Pria itu tersenyum, dan ia tak bicara sepatah kata pun padaku. Tidak disangka olehku, pria ini memeluk erat diriku. Aku tak bisa bergerak dalam pelukannya, pelukannya sangat kuat padaku. Bergerak saja, aku tidak bisa. Ia seperti tidak akan melepaskan diriku. Dalam pelukan erat ini, aku sendiri pun dapat merasakan detak jantungku ya
Baca selengkapnya
Bab 5 Teman baru yang baik
“Oh ya ampun! Itu memang benar, ya itu karena tempat ini... ah bagaimana menjelaskannya ya? Kamu bisa tanya pada Akira soal itu. Aku gak bisa jawab!” jawabnya dengan ekspresi sedih. “Ya tidak apa jika kamu tidak bisa menjawabnya. Sekarang dia dimana ya?” “Mungkin dia di ruang kerjanya, tapi kita gak boleh kesana. Dia ingin berkonsentrasi sendirian, kita bisa menunggunya disini. Bagaimana kalau kita duduk dulu? Ya nanti Akira juga akan kesini lagi!” “Ya baiklah jika begitu, tidak masalah!” Kemudian aku dan Aresha duduk di sofa. Sofa ini sangat empuk dan nyaman. Warnanya juga cerah, dan ada bunga mawar di atas mejanya. Sembari duduk, aku memperhatikan seisi ruangan ini dan berbincang dengan Aresha.
Baca selengkapnya
Bab 6 Kota Flower
 “Kapan?” “Saat aku menjemputnya dan membawanya kemari. Aku pergi meninggalkannya karena dia masih ketakutan, aku tidak mau membuatnya sampai jatuh pingsan. Maka dari itu aku memintamu untuk menemaninya!” “Akira, ya aku mengerti sekarang. Aku dan Aresha akan menemaninya besok, kamu persiapkan saja dirimu baik- baik. Ya, nanti akan ada waktunya juga untukmu bertemu dengannya. Kami berdua tidak mungkin terus menemaninya” ucap Yasashi. “Kenapa? Bukankah akan lebih baik kalian berdua menemaninya, dengan begitu dia akan menerima kalian kan?” “Ya benar sih, tapi dengan begitu pula ia akan menaruh hatinya padaku!” ucap Yasashi tersenyum manis. Ucapan Yasashi tidaklah lucu bagi Akira, justru Akira di buat kesal dengan ucapa
Baca selengkapnya
Bab 7 Apa yang terjadi di sana, Ibu?
Perlahan- lahan kami tiba kota dengan pemandangan yang menarik dan menakjubkan. Kereta kuda ini berhenti, aku pun bergegas keluar bersama Aresha. “Wah, menarik sekali! Apa nama kota ini?” tanyaku padanya. “Ya tentu saja seperti kataku, sangat menarik kan? Nama kota ini adalah Kota Flower” “Apa? Kota Flower?” tanyaku terkejut mendengar nama kota ini, aku merasa tidak asing dengan nama kota ini. Nama kota ini mirip dengan nama kota dalam novel karanganku. “Ya, Kota Flower.” “Oh, apakah mereka semua sedang melakukan festival?” “Festival? Tidak, tidak ada festival di bulan ini. Kenapa kamu bertanya tentang festival?” “Ah ya karena k
Baca selengkapnya
Bab 8 Gadis yang jatuh dari pohon, Malaikat?
Aku pun mulai mengeluarkan handphone dari dalam tasku, lalu mulai menghubungi ibuku. Deringan telpon berbunyi, menunggu beberapa saat untuk terhubung yang tidak lama kemudian telponku diterima oleh seseorang yang tidak lain adalah ibuku. “Hallo, An!” Aku mendengar suara ibu, aku merasa senang bercampur sedih. “Ibu, ini aku An. Aku ingin bicara dengan ibu. Apa ibu punya waktu sebentar untukku?” “An! Syukurlah kamu baik- baik saja, dimana kamu sekarang? Ibu harap kamu tidak kembali. Jangan pernah kembali kemari An. Pergi lah sejauh- jauhnya, jangan pernah kembali An” ucap ibu dengan nada bicara senang bercampur sedih. “Ibu, apa yang terjadi? Katakan padaku, apa yang terjadi?”
Baca selengkapnya
Bab 9 Bukan mimpi yang manis
Aku yang mendengar ucapan perempuan itu sontak kaget, aku mulai berpikir sesuatu telah menimpa keluargaku disana. Aku berpikir perempuan ini telah membunuh keluargaku. Sontak aku langsung syok, dan menangis. Aku tidak langsung mematikan ponselku, melainkan segera menyimpan rekaman perbincangan yang kudengar lewat ponsel ini. Ponselku selalu melakukan hal otomatis saat menghubungi seseorang. Ponselku telah mengatur rekaman ini sejak awal, dan aku secepatnya menyimpan rekaman ini lalu mengakhiri komunikasi ini. Aku tidak boleh panik dan menduga berlebihan tentang keluargaku, aku pun secepatnya meminta bantuan orang lain yang tidak lain adalah tetanggaku yang dulu, dan kini dia sudah pindah tetapi aku masih menyimpan ponselnya saat aku masih serumah dengan ibuku. Aku pun mengirimkan pesan padanya, “Pagi Bibi Mei, ini aku An. Aku baik- baik saja disini. Aku ingin meminta bantuan bibi, bisakah bibi datang ke r
Baca selengkapnya
Bab 10 Arti nama Kazexian
Dedaunan kembali berjatuhan. Sementara di atas pohon besar ini, diriku telah melihat siapa yang membuat getaran hebat dan hampir membuatku jatuh dari pohon ini. dia tidak lain adalah seorang laki- laki yang memukul pohon dengan sekuat tenaganya, bersama ketiga teman pria. Dia melakukannya lagi, dan aku tidak bisa bertahan dengan baik. Aku terlepas dari pengganganku, dan aku terjatuh dari atas pohon bersamaan dedaunan yang berjatuhan. “Aaaaa......!!!” teriakku dengan ketakutan yang hampir membuatku mati. Aku pikir jatuh dari pohon itu akan membuatku mati, tetapi kenyataannya tidak. Aku jatuh dan menimpa seseorang di bawah. “Brukk!” suara jatuh diriku menimpa seorang pria di bawahnya. Terjatuh menimpa pria itu dengan posisi berada diatas tubuhnya, karena jatuh dari poh
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
31
DMCA.com Protection Status