Semua Bab The Hottest CEO (Bahasa Indonesia): Bab 1 - Bab 10
37 Bab
1. Sebuah Bencana
 Luna menguap lebar sebelum memasuki aula hotel yang saat ini difungsikan sebagai tempat di mana pesta mewah tengah diselenggarakan. Luna adalah gadis berusia dua puluh empat tahun yang sibuk bekerja freelancer, sebelum dirinya mendapatkan pekerjaan tetap yang sesuai dengan ijazah yang ia miliki. Saat ini, Luna sendiri tengah bekerja sebagai pelayan tambahan karena pihak hotel ternyata membutuhkan pelayan tambahan untuk membantu. Luna yang mendengar kabar itu dari temannya, tentu saja tidak melepaskan kesempatan emas untuk mendapatkan tambahan uang bulanan.Jadilah, pada akhir
Baca selengkapnya
2. Dorongan Rasa Takut
 “Ya, ada apa Yeni?” tanya Luna pada Yeni yang menghubunginya melalui sambungan telepon. Hari ini, Luna mendapatkan libur dari pekerjaan utamanya di restoran, karena itulah Luna memilih untuk menghabiskan waktunya untuk belajar, mengingat jadwal wawancaranya sudah dekat. Namun, di tengah-tengah kegiatan belajarnya, ternyata Yeni menghubunginya. Tidak ada alasan bagi Luna untuk menolak telepon dari kakak tingkat yang sudah sering membantunya tersebut.“Apa nanti malam bisa kembali datang ke hotel? Pihak hotel kembali membutuhkan pelayan tambahan,” ucap Yeni.Luna pun otomatis teringat dengan pria bernetr
Baca selengkapnya
3. Manis
 Luna tampak begitu antusia untuk menyiapkan dirinya mengikuti wawancara di sebuah perusahaan. Sebelumnya, Luna memang sudah mengirimkan lamaran pekerjaan ke beberapa perusahaan cukup besar di kotanya. Ternyata Luna berhasil lolos tahap pertama dan mendapatkan panggilan untuk wawancara. Karena jadwal wawancara tersebut tidak berlangsung pada satu hari, Luna tentu saja memiliki kesempatan untuk hadir di ketiga wawancara. Sebab Luna sendiri yakin jika dirinya tidak akan berhasil dalam sekali percobaan dalam wawancara ini.Luna selesai bersiap dan memeriksa ponselnya yang selama beberapa hari ini ia abaikan. Luna memang sengaja mengabaikan semua pesan atau telepon yang masuk. Lebih tepatnya mengabaikan Yeni ya
Baca selengkapnya
4. Selamat
 Luna menjambak rambutnya sendiri, merasa kesal dengan kenyataan yang ia hadapi. Dari tiga wawancara yang ia ikuti, hanya satu yang lolos. Kabar buruknya adalah, Luna lolos di perusahaan pertama yang ia ikuti wawancaranya. Kenapa bisa Luna menyebutnya sebagai kabar buruk? Tentu saja bukan karena bidang perusahaannya, melainkan karena adanya Dominik sebagai bos besar di sana. Jelas Luna merasa keberadaan Dominik di sana sebagai ancaman. Dominik yang hadir dengan kesan misterius yang tanpa sadar membuat Luna mengambil langkah mundur.Hanya saja, Luna sama sekali tidak bisa mundur dari pekerjaan yang sudah berada di depan matanya. Karena sebelumnya, pemilik restoran sudah menghubungi Luna dan mengatakan jika d
Baca selengkapnya
5. Apa Kamu Gila?!
 “Karena aku sudah memastikannya, maka aku sudah mengambil keputusan. Selamat, kau diterima sebagai sekretarisku. Besok, kita pergi ke Rusia.”  Luna yang mendengar hal tersebut tentu saja tidak mempercayai pendengarannya. Lebih-lebih tidak percaya dengan perlakuan seperti apa yang sudah ia  terima barusan. Luna mengepalkan kedua tangannya. Hilang sudah rasa takut yang Luna rasakan pada Dominik. Perempuan itu menatap Dominik dengan tatapan penuh peringatan.
Baca selengkapnya
6. Erangan
 Negeri Salju, itulah julukan negeri Rusia yang dikenal oleh dunia. Rusia yang terkenal sebagai salah satu destinasi favorit para turis. Namun, memilih waktu terbaik untuk mengunjungi negeri berjuluk Negeri Salju ini adalah hal yang terasa sangat sulit bagi sebagian besar orang. Hal itu terjadi, karena musim sering datang atau pergi tidak tepat dengan prediksi kalender musim yang sudah ditetapkan oleh instansi yang memiliki wewenang.Hanya saja, bagi Luna yang tidak pernah berkunjung ke luar negeri, kapan pun waktunya itu tidak masalah. Saat ini saja, Luna terlihat begitu takjub dengan apa yang ia lihat. Karena membutuhkan waktu yang lama untuk menempuh perjalanan hingga tiba di negeri asing ini, Luna sama
Baca selengkapnya
7. Hujan Peluru
 Luna tampak berbeda dengan sebuah syal tipis cantik yang menghiasi lehernya. Gadis satu itu tampak sesekali membenarkan letak syal tersebut, seakan-akan dirinya sangat enggan jika syal cantik tersebut berpindah letak sedikit saja. Sepertinya, Luna tengah menyembunyikan sesuatu di balik syal yang ia gunakan tersebut. Luna mendengkus kesal, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. Luna sama sekali tidak berusaha untuk menyembunyikan ekspresi kesal yang menghiasi wajah cantiknya yang membawa kecantikan gadis Nusantara yang begitu kental. Suasana hati Luna memang sangat buruk, dan ia tidak berniat untuk menyembunyikan suasana hatinya yang buruk tersebut.Luna larut dalam pekerjaannya, sesekali ia mendapatkan tel
Baca selengkapnya
8. Tenanglah
 Luna mengurut pelipisnya yang terasa begitu tegang. Ia bangkit dari posisinya dan menyadari jika ini bukanlah kamar apartemen yang disediakan oleh Dominik untuk Luna tinggali selama dirinya tinggal di Rusia. Luna memang tidak tahu dirinya ada di mana saat ini, tetapi Luna yakin jika ini adalah ruangan milik Dominik. Selain dari kemewahan yang tampak jelas di setiap sudut ruangan yang didominasi warna gelap ini, Luna juga bisa mencium aroma khas Dominik yang pekat.Luna menunduk dan menyadari jika dirinya sudah menggunakan gaun tidur asing. Ia tidak panik dan berpikir jika Dominik yang menggantikan pakaiannya. Meskipun Dominik kurang ajar, tetapi ia yakin jika CEO panas satu itu
Baca selengkapnya
9. Aku Setuju
 Luna mengamati pemandangan yang berkabut dalam diam. Di tangannya ada sebuah cangkir teh hangat yang rupanya masih mengepulkan hawa panasnya. Gadis itu menghela napas. Baru saja beberapa hari dirinya berada di Rusia, dan dirinya sudah hampir mati sebanyak dua kali. Ya, selama dua kali Luna berada di tengah-tengah area yang dihujani peluru. Sungguh gila, dan hingga saat ini Luna masih merasakan tensi ketegangannya.Padahal ini sudah pagi, sudah berjam-jam lamanya kejadian itu berlalu, tetapi Luna masih merasakan aura mencekam yang membuatnya sesak. Luna menghela napas panjang. Beruntunglah karena Dominik memberikannya libur setelah dirinya melalui berbagai kejadian mengerikan tersebut. Tentu saja, siapa pun
Baca selengkapnya
10. Taruhan
 “Jangan marah seperti itu, Luna. Jika aku menolaknya, kau malah akan berada dalam situasi yang lebih berbahaya,” bisik Dominik pada Luna saat mereka melangkah menuju ruang VIP yang memang disediakan untuk para pelanggan yang rela menghabiskan jutaan dolar hanya untuk memenuhi hasrat berjudi mereka. Menang atau kalah adalah masalah nanti. Hal yang terpenting adalah, dahaga mereka bisa terpenuhi saat itu juga.Untuk meladeni tantangan Ignor, Dominik harus mengadakan sebuah permainan kartu yang diselenggarakan di ruangan terbaik yang ia miliki. Ini bukan hanya masalah gengsi, tetapi juga masalah keamanan. Semakin terbatas ruangan, dan semakin terbatang siapa pun yang bisa berkunjung pada ruangan t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status