Semua Bab BERBAGI HATI DENGAN BOSMU: Bab 1 - Bab 10
67 Bab
BAB 1 PROLOG
Kimmy berada di sebuah kamar yang terkunci, hanya berdua dengan Tristan Murai, bos dari tunanganya yang masih sangat muda, tampan, tapi sedang terlihat keji. Kimmy baru tahu jika dirinya sedang dijual untuk sebuah promosi jabatan oleh tunanganya sendiri. Baru kali ini Kimmy benar-benar menangis. Dia tidak percaya tunanganya tega berbuat seperti ini, karena seorang Tristan Murai juga tidak mungkin sedang berbohong. Dia bisa mendapatkan wanita manapun tanpa perlu repot-repot mengarang kebohongan macam ini. Apa lagi hanya untuk wanita seperti dirinya. Tristan mendorongnya semakin merekat ke dinding jadi Kimmy sama sekali tidak bisa bergerak kecuali menerima apapun yang diperbuat pria itu termasuk saat tiba-tiba tangan Tristan sudah sangat lancang menyisip ke dalam span pensilnya. Sungguh itu adalah tindakan yang sangat kurang ajar, tapi Kimmy sama sekali tidak bisa berkelit karena lututnya juga ditekan ke dinding. Jadi Kimmy hanya bisa pasrah ketika merasakan jari-jari
Baca selengkapnya
BAB 2 PERTUNANGAN
TIGA BULAN SEBELUMNYA.   Tangan Kimmy masih berkeringat dingin selepas Hanif menyematkan cincin bertahta berlian di jari manisnya. Rasanya masih begitu ajaib dan lebih indah dari ketika ia sedang bermimpi menjadi Cinderella yang bertemu pangeran. Karena Kimmy si Upik Abu dan bang Hanif pangeran tampannya. Kimmy sudah mengagumi Hanif sejak masih anak-anak, karena itu rasanya dia memang sudah mencintai pria itu seumur hidupnya. Kimmy hanya tidak tahu bagaimana pria tampan itu bisa mengaku mencintainya, dan hari ini mereka resmi bertunangan. Lima tahun yang lalu setelah Hanif lulus dari kuliahnya di Yale dan sedang pulang ke Indonesia, mereka kembali bertemu di sebuah acara keluarga. Hanif memang selalu tampan dan semakin tampan di usia yang semakin matang, benar-benar tipe menantu ideal yang pastinya akan di idamkan semua orang tua untuk putrinya. Muda, cerdas dan memiliki masa depan cemerlang. Saat itu Hanif sudah berkerja di sebuah perusahaan bes
Baca selengkapnya
BAB 3 PHK or RESIGN
Setelah kemarin malam berkumpul dengan rekan-rekan kerja Hanif, saat kembali ke lingkungan kerjanya sendiri tiba-tiba Kimmy merasa seperti baru mimpi jalan-jalan ke bulan kemudian ketika bangun kembali ditendang jatuh ke bumi.  Siapa yang tidak ingin bekerja di perusahaan bonafid dengan gaji besar, tapi memang nasib Kimmy tidak pernah mujur dalam pekerjaan. Bahkan teman sebangkunya yang dulu tidak terlalu cerdas saja sekarang bisa mendapatkan pekerjaan di perusahaan bergengsi dengan gaji dolar. Dari situ Kimmy sadar jika nasib memang lebih menentukan segalanya dibanding usaha.  Baru saja Kimmy datang kak Lisa satu-satunya penghuni ruangan tersebut yang sama gender dengannya langsung memberitahu jika ada surat pemberitahuan untuknya yang tadi dia letakkan di atas meja.  Kimmy melihat amplop cokelat tersebut masih tergeletak di atas mejanya, dia segera menyambar amplop tipis itu baru kemudian menunjukkan pada kak Lisa yang kebetulan memang hanya
Baca selengkapnya
BAB 4 TRISTAN MURAI
Ternyata itu adalah alamat sebuah apartemen super mewah yang di dalamnya memiliki sebuah kolam renang indoor dengan atap kaca yang sangat tinggi. Ada barisan pohon palem lengkap dengan koral layaknya di pantai sungguhan. Kimmy bahkan hampir lupa jika dirinya sedang berdiri di salah satu lantai sebuah gedung pencakar langit yang sebagian sisinya menghadap ke pusat kota.  Kimmy masih berdiri di ambang pintu setelah mengikuti instruksi pelayan yang menjemputnya dari lobby.  Trista Murai baru saja keluar dari kolam renang, melenggang santai berjalan dengan tubuh basahnya yang hanya memakai celana pendek menggantung rendah di pinggang.  Tentu Kimmy masih syok karena tidak mengira bakal melihat pria yang masih begitu basah dan nyaris bugil.  Tristan menyambar handuk dari punggung kursi berjemur di tepi kolam renang, melilitkan ke pinggangnya yang ramping dan bertekstur sebelum kemudian berjalan dengan begitu percaya diri menghampiri Kimm
Baca selengkapnya
BAB 5 KESALAHAN
Baru kali ini Kimmy benar-benar menangis. Dia tidak percaya tunanganya tega berbuat seperti ini, karena seorang Tristan Murai juga tidak mungkin sedang berbohong. Dia bisa mendapatkan wanita manapun tanpa perlu repot-repot mengarang kebohongan macam ini. Apa lagi hanya untuk wanita seperti dirinya. Tristan coba meraih Kimmy dan menghapus air matanya tapi Kimy buru-buru menolak dengan berinsut menjauh. "Aku mau pulang, " kata Kimmy saat memberanikan diri untuk menatap Tristan yang ternyata hanya menggeleng.  "Sepertinya tidak bisa, " kata pria itu dan Kimmy pun segera menepis tangannya, karena tiba-tiba merasa jijik.  "Aku tidak mau dan aku punya hak untuk menolak! " tegas Kimmy dengan gigi bergetar.  Kimmy tidak peduli jika telah dikhianatin oleh tunangannya sendiri dan itu masih terlalu menyakitkan untuk benar-benar dia pikirkan sekarang. Tapi yang Kimmy tahu dirinya tetap wanita yang bebas baik bang Hanif ataupun Tristan, mere
Baca selengkapnya
BAB 6 Licik
Tidak butuh waktu lama bagi Tristan untuk ikut menelanjangi dirinya. Awalnya Kimmy menolak untuk menatapnya tapi rasanya mustahil karena makhluk itu ada di depan mata dan belum-belum Kimmy sudah takut membayangkan apa yang akan diperbuat pria itu terhadap dirinya.  Biasanya para wanita akan langsung merentangkan diri di hadapan seorang Tristan Murai dengan suka rela, tapi wanitanya kali ini sepertinya masih agak malu-malu.  "Jangan malu untuk menatapku! " Tristan mengangkat dagu Kimmy agar gadis itu mau menatapnya.  Kimmy tahu jika Tristan Murai adalah pria yang luar biasa, hanya saja dia tidak menyangka jika bakal membiarkan pria itu merangkak di atas tubuhnya. Sudah sangat terlambat untuk merasa takut atau malu karena mustahil untuk bisa menghentikan seorang pria dalam kondisi seperti ini. Siap atau tidak siap Kimmy harus mau menghadapinya.  Tristan memberi Kimmy ciuman yang cukup dalam mengunakan lidahnya yang basah dan panas, s
Baca selengkapnya
BAB 7 KEBOHONGAN
Sepulang dari makan malam Kimmy hanya menyapa ayah dan ibunya sambil lalu meskipun ibunya sempat memanggil untuk ikut bergabung duduk di sofa. Kimmy hanya ingin segera masuk ke kamarnya untuk menelpon Tristan Murai, dia ingat masih menyimpan kartu nama yang diberikan pria itu dan masih menyimpan benda itu di dalam tasnya.  Setelah menumpah isi tasnya karena tidak sabar, Kimmy langsung menyambar benda tipis berwarna hitam mengkilat tersebut dan memasukkan beberapa digit angka kedalam ponselnya.  Saat Tristan memaksanya untuk menyimpan kartu nama tersebut kemarin, sebenarnya Kimmy sudah berencana akan langsung membuangnya ke tong sampah begitu Tristan tidak melihatnya. Karena itu Kimmy tidak percaya jika kali ini justru dirinya sendiri yang menghubungi pria itu lebih dulu.  Panggilannya langsung diangkat saat deringa
Baca selengkapnya
BAB 8 CURANG
Ini adalah hari ke dua Kimmy bekerja, dia berangkat pagi seperti kemarin. Tapi sepertinya kali ini dia kalah pagi dengan Jacline. Kimmy langsung berjalan menghampiri kubikelnya.  "Tristan jadi akan pulang hari ini dan akan langsung ke kantor," kata Jacline sembari sibuk mengetik. "Dia tidak akan suka jika kita terlambat menyiapkan semua keperluannya." Tentu Jacline tahu semua jadwal kegiatan Tristan karena memang itu pekerjaannya, yaitu mengatur date line dan semua jadwal pertemuannya dengan klien. Sementara Kimmy bertugas untuk membantunya reservasi tempat, mengurus semua keperluan rapat dan semua akomodasi kegiatan Tristan di luar kantor.  "Dia akan bertemu klien setelah jam makan siang, dan akan makan malam bersama Pamela sekitar jam delapan malam. Aku sudah mengirim alamat ke E-mail-mu sebaiknya segera hubungi hotel dan restonya untuk reservasi.  Kimmy mendengarkan rentetan penjelasan Jacline yang sudah seperti petasan tahun baru Ci
Baca selengkapnya
BAB 9 PERPISAHAN
Sesampainya di rumah, kebetulan rumah sedang sepi. Kimmy lega karena tidak perlu menjawab pertanyaan atau berbohong pada siapapun, dia langsung masuk ke kamar dan menjatuhkan dirinya sejenak di atas tempat tidur sambil memandangi langit kamar dan berpikir. Mustahil, Kimmy benar-benar sudah tidak ingin lagi bertemu Tristan, apa lagi bekerja untuknya. Sudah cukup bagi Kimmy. Seharusnya sekarang dia lega karena ini sudah berakhir, tapi kenapa rasanya tetap ada yang tidak benar?  Karena masih saja gelisah akhirnya Kimmy kembali bangkit untuk berjalan ke kamar mandi. Setelah mandi untuk membersihkan tubuhnya yang serasa semakin menjijikkan dan tetap terasa kotor meskipun sudah ia gosok dan ia cuci berulang-ulang akhirnya Kimmy menyerah. Dia terduduk di atas penutup toilet cukup lama untuk berpikir namun tetap tidak juga membuatnya lega.  Bagaimana Kimmy bisa mengusir semua bayangan kotor itu dari kepalanya. Kimmy bi
Baca selengkapnya
BAB 10 STUPID
Rasanya seperti habis membuat perjanjian dengan iblis. Kimmy masih menggosok-gosok bulu kuduk di lengannya yang merinding jika mengingat kembali apa yang telah dia janjikan kepada Tristan Murai.  Mereka masih duduk saling berhadapan di masing-masing sisi ujung sofa yang melengkung. Tristan nampak tenang dengan kejelianya membaca ekspresi lawan bicaranya. Awalnya Kimmy terlihat canggung dan takut-takut tapi wanita itu jelas sedang berusaha memberanikan diri, dan masih cukup mengejutkan bagi Tristan karen ternyata Kimmy masih berani menyeret dirinya kemari.  "Apa saja? " tanya Tristan dan Kimmy kembali mengangguk.  "Ya, akan kulakukan apa saja untukmu asal kau bisa mengembalikan keperawananku seperti semula." Trista kembali menghela nafas dalam dan menghembuskanya perlahan berharap untuk tidak terlalu senang dulu dengan umpan yang di tawarkan  wanita itu. "Ingat kau sen
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status