Semua Bab DIA: Bab 1 - Bab 10
27 Bab
PROLOG
          Davka masih setia mematut diri di depan cermin setinggi tubuhnya. Memastikan penampilannya saat ini tidak mengecewakan, pasalnya sekarang adalah malam terakhir ia menikmati kebersamaan dengan teman-teman kuliahnya. Ya, malam ini adalah pesta perayaan sebelum wisuda mereka bulan depan. Karena setelah acara wisuda, otomatis para mahasiswa banyak yang segera kembali ke kampung halaman mereka kembali.Suara gelak tawa dan candaan teman-temannya terdengar nyaring dari balik pintu kamarnya. Mereka juga sangat antusias seperti juga dengan dirinya untuk menikmati pesta. Davka membalikkan badan dan kemudian keluar  dari kamarnya, ta
Baca selengkapnya
Chapter 1
Eric Priya Mahanta menutup pintu kamarnya setelah memastikan barang pribadinya tidak ada yang tertinggal. Langkah kakinya dan roda koper menggema memenuhi koridor Asrama Pria Arjuna ia kemudian membawa semua barang bawaannya ke lobi asrama, lalu menitipkan kepada seorang pegawai yang menjaga barang para mahasiswa. Eric kemudian kembali ke atas dan mengetuk pintu kamar nomor 125.Tok ... tok ... tok ....
Baca selengkapnya
Chapter 2
Jhonny berpamitan terlebih dahulu, kemudian meninggalkan para gadis itu dan menghampiri teman-teman gengnya yang baru saja masuk ke kantin.Suara indah Ed Sheeran mengalun dari ponsel Valentina. Valentina merogoh kantongnya dan menerima panggilan tersebut setelah sebelumnya melihat identitas si penelepon."Hallo Bang, Iya Valen masih di sekolah."
Baca selengkapnya
Chapter 3
"Apakah benar semua yang dikatakan perempuan ini Bang?" tanya Almira dengan suara yang bergetar menahan isakannya yang terasa bercokol di tenggorokannya dan mendesak keluar akibat sakit hati yang menghantamnya seketika itu juga, seraya menunjuk ke arah Lidya dengan dagunya.Belum sempat Davka menjawab, Lidya sudah lebih dulu menimpali."Iya benar, aku sedang mengandung anak Davka. Usia kehamilanku sudah hamper satu bulan."
Baca selengkapnya
Chapter 4
Davka menunduk dan merangkum sisi wajah Almira dengan kedua tangannya mendekatkan wajah mereka dan kemudian melumat bibir Almira dengan lembut. Lidahnya mendorong celah bibir Almira agar terbuka untuknya. Memaksa memberikan akses pada lidahnya untuk masuk menjelajah kemanisan yang ada. Tak berselang lama Davka melepaskan pagutan bibir mereka."Abang tolong jangan begini ya?" pinta Almira dengan wajah memelas dan panik kemudian ia terisak kembali, airmatanya bercampur peluh sudah membasahi wajah dan juga lehernya yang jenjang.
Baca selengkapnya
Chapter 5
Begitu berada dalam mobil online Almira segera menghubungi bu Suci, untung saja panggilan teleponnya dengan cepat direspon oleh mantan guru sekaligus bosnya sekarang. Ia beranggapan dengan menerima tawaran bu Suci, Davka tidak akan menemukannya disini. ia juga mengirimkan pesan singkat kepada Sinta dan juga Johnny bahwa ia sudah putus dengan Davka dan ia juga meminta kedua sahabatnya itu untuk merahasiakan keberadaannya jika Davka atau anggota keluarganya yang lain menanyai mereka termasuk juga Valentina yang adalah sahabat mereka juga, tetapi disisi lain Valentina juga adalah sepupu Davka jadi ia juga tidak diberi tahu.
Baca selengkapnya
Chapter 6
Davka dengan pakaian pengantinnya menatap kosong halaman rumah Lidya dari balkon kamar gadis itu, yang mulai penuh sesak dengan para sanak saudara baik dari pihaknya maupun dari pihak wanita tersebut. Keluarga Lidya termasuk keluarga sederhana mereka tinggal di daerah Bekasi. Acara pernikahan akhirnya bisa di undur atas rayuannya kepada sang ayah. Selain ia berusaha mencari Almira yang jua tidak ketemu. Gadis itu seperti tertelan bumi, menghilang begitu saja. Davka juga sedang menyusun rencana bersama dengan para saudaranya yang lain. Tidak ada seorang pun yang bisa berlaku curang kepadanya begitu juga wanita licik seperti Lidya.
Baca selengkapnya
Chapter 7
"Tolong terima ya Mbak, Mbak Al mau apa? Akan kami beri apapun itu," bujuk ayah dari Ratan Jaya Parvis. Untuk kesekian kalinya, sejak Almira menyelamatkan nyawa Ratan tadi.Almira saat ini duduk di sofa berseberangan dengan Bayanaka Parvis sang ayah. Almira dengan menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada. "Terima kasih Pak Naka,  tetapi maaf sungguh tidak perlu sampai seperti ini . Itu semua saya lakukan karena rasa kemanusiaan saja kok Pak. Kalau bukan saya, orang lain juga pasti juga akan menolong," ucap Almira sembari meringis segan.
Baca selengkapnya
Chapter 8
Almira mengajak kedua buah hatinya untuk berbelanja. Sesudah memastikan apa yang mereka butuhan sudah terambil semua. Almira segera menuju ke arah kasir. Setelah Almira membayar belanjaannya di meja kasir ia kemudian menghela kedua anaknya ke arah parkiran. Sembari menenteng belanjaan mereka. Saat ini anak-anaknya sudah berusia sepuluh tahun sekarang dan mereka mengikuti kelas akselerasi. Adyatama sudah duduk di kelas 2 SMP sama dengan Anulika.Mereka bertiga berjalan beriringan di halaman parkir luas itu. Saat sampai di depan mobil pick up milik Suci. Terdengar suara merdu menyapanya. Suara yang
Baca selengkapnya
Chapter 9
Waktu kepindahan mereka bertiga sudah di sambut oleh mang Asep di depan pintu rumah baru mereka di Cianjur. Mang Asep dan istrinya bibi Sumiati yang akrab di panggil dengan sebutan ‘bi Sum’ adalah pengurus rumah tersebut. Awalnya mereka bekerja dengan keluarga Parvis tetapi begitu rumah itu berpindah kepemilikan mereka berdua di minta langsung oleh Yohanna untuk mengurusi rumah tersebut sampai dengan si empunya rumah yang baru datang. Jika si empunya rumah yang baru tidak berkenan dengan kehadiran mereka, keluarga Parvis akan dengan tangan terbuka menyambut mereka kembali. Syukur bagi keduanya Almira beserta dengan kedua anaknya sangat senang dengan adanya mereka. Jadi mereka tidak kembali ke rumah keluarga Parvis dan memutuskan untuk tetap membantu Almira.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status